Khar, Pakistan (ANTARA News) - Pejuang Taliban menembak mati seorang pengungsi Afgan dengan menuduhnya menjadi mata-mata bagi tentara pimpinan Amerika Serikat di Afganistan, kata pejabat pada Minggu. Mayat penuh luka tembak Qasim Jan ditemukan pada Minggu di saluran air di daerah suku bergolak Bajaur, kata pejabat pemerintah suku kepada kantor berita Prancis AFP. Catatan diduga dari pejuang Taliban ditemukan di mayat itu, menyatakan bahwa ia dibunuh karena menjadi mata-mata Amerika Serikat. Pejuang membunuh beberapa anggota suku dan pengungsi Afgan sesudah menuduh mereka melakukan kegiatan mata-mata untuk Amerika Serikat, yang bergerak di seberang perbatasan di Afganistan. Pejuang Taliban pada akhir Juli menembak mati seorang wanita di daerah suku Pakistan sesudah menuduhnya menjadi mata-mata bagi tentara Amerika Serikat di seberang perbatasan di Afganistan, kata pejabat. Mayat Gulzada Bibi (30 tahun), ditemukan di lapangan, 14 kilometer barat Miranshah, kota utama di daerah bergolak Waziristan Utara. Catatan di dekat mayatnya menyatakan Bibi menjadi mata-mata untuk gabungan pimpinan Amerika Serikat di Afganistan, kata pejabat keamanan Pakistan kepada AFP. "Ia dihukum saat berbicara dengan penghubung Amerika Serikat-nya dengan telepon satelit," kata pejabat itu mengutip catatan tersebut. Pakistan menerima peningkatan tekanan Amerika Serikat untuk menumpas pejuang Alqaida dan Taliban, yang memakai wilayah suku itu sebagai tempat berlindung untuk menyerang pasukan asing di Afganistan. Kelompok keras pendukung Taliban di daerah sabuk suku Pakistan menembak tewas dua warga suku setelah menuduh mereka menjadi mata-mata untuk pasukan Amerika Serikat di Afganistan, tetangganya, kata pejabat di Miranshah pada pekan lalu. Catatan ditinggalkan di jenasah tergeletak di desa perbatasan Lowara Mandi di daerah suku Waziristan Utara itu menunjukkan bahwa kedua orang tersebut mata-mata pasukan Amerika Serikat, kata pejabat tersebut. "Semua yang bekerja sebagai mata-mata Amerika Serikat akan mendapatkan nasib sama," katanya. Pakistan berperang dengan ratusan anggota kelompok Taliban dan Alqaida, yang lari melintasi perbatasan dari Afganistan, setelah serbuan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001, menyusul serangan 11 September terhadap negara adidaya tersebut. Kelompok pejuang Taliban Pakistan pada ahir Juni menjatuhkan hukuman mati atas dua orang Afganistan di depan ribuan orang setelah kedua laki-laki itu dituduh melakukan mata-mata untuk kepentingan pasukan Amerika Serikat, kata saksi dan pejabat di Khar, Afganistan. Bakutembak membubarkan kerumunan itu setelah pembunuhan di dekat Khar, kota terbesar di wilayah suku di wilayah baratlaut, Bajaur, tersebut, yang mengakibatkan delapan orang lain cedera, kata saksi. Kelompok pejuang memenggal kepala salah seorang dari mereka dan menembak tewas yang lain, setelah menuduh keduanya menyampaikan keterangan kepada pasukan sekutu di Afganistan, yang melakukan serangan peluru kandali terhadap Bajaur pada Mei, yang menewaskan 14 orang. Saksi pelaksanaan hukuman mati itu menyatakan lebih dari 5.000 orang berkumpul di lapangan terbuka untuk menyaksikan kejadian tersebut. Kelompok Taliban kemudian mengumumkan melalui pengeras suara bahwa lelaki tersebut adalah mata-mata, yang memasok keterangan kepada pasukan Amerika Serikat di Afganistan, yang mengakibatkan terjadi serangan udara oleh pasukan sekutu pada 14 Mei lalu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008