JAKARTA, 7 Agustus 2008 (ANTARA) -- PT International Nickel Indonesia Tbk ("PT Inco", atau "Perseroan", IDX: INCO) hari ini mengumumkan hasil keuangan yang tidak diaudit. Meskipun menghadapi tantangan-tantangan harga nikel yang sedang turun dibandingkan rekor tertinggi pada triwulan kedua 2007, penurunan produksi sementara dan tingginya harga minyak dunia, kinerja keuangan PT Inco tetap baik dan masih lebih tinggi dari perolehan tahun-tahun sebelumnya kecuali 2007. Laba bersih triwulan kedua 2008 sebesar US$156,0 juta (US$0,016 per saham), dibandingkan dengan triwulan kedua 2007 sebesar US$479,2 juta (US$0,048 per saham). Perseroan memperoleh laba usaha sebesar US$219,8 juta pada triwulan kedua 2008 dengan marjin usaha 50 persen. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi pada triwulan kedua 2008 sebesar US$244,7 juta, dibandingkan dengan US$705,1 juta pada periode yang sama tahun 2007. Penjualan sebesar US$439,2 juta pada triwulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2008, dibandingkan dengan US$859,0 juta dalam triwulan kedua 2007. Produksi nikel dalam matte triwulan kedua sebesar 17.015 metrik ton, dibandingkan dengan 21.072 metrik ton pada periode yang sama tahun 2007. Penjualan dalam enam bulan pertama 2008 turun 37,3 persen menjadi US$819,2 juta dari US$ 1.305,7 juta pada periode yang sama tahun 2007. Laba bersih pada semester pertama 2008 turun 58,2 persen menjadi US$295,6 juta, atau US$0,030 per saham, dari US$707,0 juta, atau US$0,071 per saham, pada semester pertama 2007. Produksi nikel dalam matte pada semester pertama 2008 turun 4,9 persen menjadi 37.151 metrik ton dari 39.052 metrik ton pada semester tahun sebelumnya. Presiden Direktur Perseroan, Arif Siregar mengatakan, "Seperti yang diperkirakan, rendahnya produksi pada triwulan kedua 2008 disebabkan oleh penundaan jadwal pemeliharaan peralatan dari triwulan pertama ke triwulan kedua tahun 2008 dan juga karena perbaikan peralatan yang tidak dijadwalkan sebelumnya. Kami harus memperbaiki satu tanur pereduksi karena kerusakan pada bullgear spring dan juga kerusakan pada salah satu tanur listrik yang dampaknya pada produksi diperkirakan sekitar 1.800 metrik ton. Namun demikian, kami berusaha untuk menutupi kehilangan produksi ini sebelum akhir tahun sehingga dapat tercapai target produksi tahun 2008 sebesar 77.000-sampai-79.000 metrik ton. Pada saat yang sama kami juga berusaha agar operasi berjalan dengan aman. Pada semester pertama 2008 kami berhasil mencatat kinerja operasi tanpa kecelakaan kerja yang mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja pada hari berikutnya (disabling injuries) sebagai upaya hasil kerja keras yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki sistem dan kepemimpinan dalam hal keselamatan kerja." Bapak Siregar menambahkan, "Ketinggian permukaan air di penampungan utama kami telah meningkat. Meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata ketinggian historis, namun masih di atas ketinggian minimum yang diperlukan untuk dapat menghasilkan listrik tenaga air hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu, manajemen Perseroan tetap pada strateginya di tengah keadaan harga nikel saat ini untuk meningkatkan produksi dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga bahan bakar minyak. Selain itu, pada akhir triwulan kedua kami merampungkan perbaikan pembangkit listrik tenaga uap yang akan meningkatkan kapasitas rata-rata dari sebelumnya dengan biaya yang lebih efisien. Kami harapkan manfaat dari perbaikan atas pembangkit ini akan diperoleh pada triwulan-triwulan berikutnya. Selain itu kami juga memperbaiki kinerja pembangkit listrik lain sehingga konsumsi bahan bakar disel menjadi lebih rendah dan rata-rata tenaga listrik yang dihasilkan lebih tinggi." Perseroan melanjutkan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam konservasi energi untuk memperbaiki efisiensi biaya. Usaha kami ini telah berhasil mengurangi konsumsi tenaga listrik pendukung. Pekerjaan sehubungan dengan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air Karebbe terus berlanjut. Pekeljaan enjinering dan pengadaan barang hampir selesai sementara pekerjaan lapangan telah rampung sekitar 15 persen, termasuk pekerjaan pengalihan kanal. PT Inco saat ini berada pada tahap awal proyek konversi batubara yang akan memberikan fleksibilitas untuk menggunakan batubara sebagai pengganti minyak bakar berkadar sulfur tinggi (HSFO) di pabrik kami yang diharapkan dapat mengurangi biaya tunai per unit produksi nikel dalam matte. Perseroan juga akan memasang alat penangkap debu elektrostatis (ESP) pada tiga tanur pereduksi dari lima tanur yang ada untuk menggantikan sistem wet scrubber pada tahun 2009, yang semula direncanakan pada tahun 2010. Teknologi ESP ini telah dipasang pada dua tanur pereduksi lainnya. Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte Perseroan adalah US$22.477 per metrik ton pada triwulan kedua 2008, dibandingkan dengan US$3S.926 per metrik ton pada periode yang sama tahun 2007. Pada semester pertama 200S, harga realisasi rata-rata nikel dalam matte turun 37,4 persen menjadi US$21.S60 per metrik ton dari US$34.919 per metrik ton pada enam bulan pertama tahun 2007. Biaya produksi tunai per unit pada triwulan kedua 200S meningkat 36,7 persen menjadi US$9.934 per ton dari US$7.269 per ton pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pada biaya tunai per unit terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya yang berkaitan dengan pengadaan energi; lebih tingginya harga HSFO, dan lebih banyaknya penggunaan bahan bakar disel yang lebih mahal. Penggunaan HSFO pada triwulan kedua tahun 2005 sebesar 621.636 barel dengan harga rata-rata sebesar US$S4,S6 per barel dibandingkan dengan 774.517 barel dengan harga rata-rata US$53,02 per barel pada periode yang sama tahun 2007. Harga disel meningkat menjadi rata-rata sebesar US$0,87 per liter pada triwulan kedua 2008 dari US$0,56 per liter pada periode tahun sebelumnya. Kegiatan operasi Perseroan menggunakan 41.100 kilo liter disel pada triwulan kedua 2008, dibandingkan dengan 33.310 kilo liter pada triwulan kedua tahun 2007. Pada semester pertama 2008, kas yang diperoleh dari kegiatan operasi, sebelum pengeluaran barang modal, turun menjadi US$260,4 juta dari US$763,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan dari pelanggan sebesar US$381,0 juta, meningkatnya pembayaran pajak perseroan sebesar US$S,9 juta, meningkatnya pembayaran kepada pemasok sebesar US$96,2 juta dan menurunnya penerimaan lain-lain sebesar US$ 22,2 juta. Kas yang berkaitan dengan pengeluaran barang modal dalam enam bulan pertama tahun 2008 naik menjadi US$69,5 juta dari US$55,5 juta pada periode yang sama tahun 2007. Kas yang digunakan untuk pembayaran dividen dalam semester pertama tahun 2008 menurun menjadi US$225,1 juta dari US$497,1 juta pada semester pertama tahun 2007. Hal ini mengakibatkan adanya arus kas keluar bersih sebesar US$38,3 juta pada semester pertama 2008 dibandingkan dengan arus kas masuk sebesar US$205,3 juta pada periode yang sama tahun 2007. Ikhtisar kinerja keuangan Perseroan (tidak diaudit) adalah sebagai berikut - Semua angka dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat kecuali untuk angka produksi dan penjualan nikel dalam matte yang dinyatakan dalam ribuan metrik ton:
 Triwulan KeduaParuh Pertama
2008200720082007

Produksi nikel dalam matte:

17.01521.07237.15139.052

Penjualan nikel dalam matte:

19.26421.71336.96136.808

Harga realisasi rata-rata per metrik ton

22.47738.92621.86034.919

Penjualan bersih -- jutaan

439,2859,0819,21.305,7

Laba bersih -- jutaan

156,0479,2295,6707,0

Laba bersih per saham

0,0160,048(1)0,0300,071(1)
(1) Disajikan kembali untuk mencerminkan pemecahan saham 1: 10 yang disetujui oleh pemegang saham pada 17 Desember 2007 dan efektif pada Bursa Efek indonesia pada 15 Januari 2008. Berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang Perseroan yang berdenominasi dolar AS, harga jual nikel dalam matte adalah harga tertinggi dari harga bersih realisasi rata-rata nikel Vale Inco Limited atau nilai yang dihitung dengan menggunakan formula yang berdasarkan harga tunai nikel di Bursa Logam London. Pada tanggal 30 Juni 2008, persediaan nikel dalam matte Perseroan adalah 938 metrik ton, dibandingkan dengan 3.187 metrik ton pada 31 Maret 2008 dan 2.902 metrik ton pada 30 Juni 2007. Fluktuasi pada persediaan dan volume penjualan ini terutama disebabkan oleh jadwal pengapalan. Sebagai tambahan, sejak tanggal 18 Juli 2008 PT Inco tidak lagi meneruskan pengiriman bijih nikel ke PT Antam Tbk ("PT Antam") yang merujuk pada Perjanjian Sumber Daya Bersama (Cooperative Resources Agreement atau "CRA"). Untuk periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2008 Perseroan mencatat penerimaan bersih sesuai perjanjian ini sebesar US$25,6 juta pada pendapatan lainnya, dibandingkan dengan US$33,7 juta pada periode yang sama tahun 2007. Dengan tidak dilanjutkannya pasokan bijih nikel ke PT Antam dan sesuai dengan surat yang diterima dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral ("ESDM") ketika CRA ditandatangani, Perseroan diminta paling lambat pada April 2009 untuk mengajukan laporan evaluasi kelayakan ekonomis dan teknis atas rencana pembangunan fasilitas produksi di Pomalaa. Perseroan akan melanjutkan evaluasi studi yang tengah berlangsung berkenaan dengan wilayah Pomalaa dan Bahodopi untuk dikaji bersama dengan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai dengan Kontrak Karya. PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI RINGKAS (Tidak diaudit) (Dalam Ribuan Dolar AS, Kecuali Laba Bersih Per Saham)
 Triwulan keduaTriwulan keduaParuh PertamaParuh Pertama
2008200720082007
Penjualan439.159858.995819.1571.305.715
Harga Pokok Penjualan210.696179.640388.309308.240
Laba Kotor228.463679.355430.848997.475
Beban Penjualan, Administrasi & Umum8.69617.25818.19228.014
Laba Usaha219.767662.097412.656969.461
Beban Bunga(185)(277)(439)(608)
Pendapatan Lainnya, bersih3.39822.89310.37441.333
 3.21322.6169.93540.725
Laba Sebelum Pajak Penghasilan222.980684.713422.5911.010.186
Beban Pajak Penghasilan66.975205.482 126.983303.178
Laba Bersih156.005479.231295.608707.008
Laba Bersih per Saham0,0160,048(1)0,0300,071(1)
(1) Disajikan kembali untuk mencerminkan pemecahan saham 1: 10 yang disetujui oleh pemegang saham pada 17 Desember 2007 dan efektif pada Bursa Efek Indonesia pada 15 Januari 2008. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Indra Ginting, Director of Investor Relations & Corporate Secretary : gintiin@inco.com Claudio Bastos, Senior Vice President, Chief Financial Officer : cbastos@inco.com atau: www.pt-inco.co.id

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008