Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika (Postel Depkominfo) Basuki Yusuf Iskandar menyatakan sangat kecewa bila ada anggota konsorsium Palapa Ring yang mundur. "Saya sudah sampaikan ke mereka (konsorsium Palapa Ring) bahwa saya kecewa (bila ada anggota konsorsium yang mengundurkan lagi). Ini akan menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah," kata Basuki disela-sela jumpa pers tentang ujicoba siaran digital bersama Menkominfo Muhammad Nuh di kantor Depkominfo Jakarta, Jumat. Basuki menyatakan hal tersebut menanggapi adanya kabar satu dari lima anggota konsorsium Palapa Ring yang telah menandatangani nota kesepakatan (MoU) mundur. "Janganlah bermain-main dengan program pemerintah, bagaimanapun Palapa Ring merupakan program pemerintah," katanya. Basuki menyatakan lebih menghargai PT Macca System Infocom yang menyatakan mundur sebelum penandatanganan nota kesepahaman konsorsium Palapa Ring pada 10 November 2007 di Surabaya dibandingkan perusahaan yang menyatakan mundur setelah menandatangani MoU. Sebelumnya, dikabarkan ada satu dari lima anggota konsorsium Palapa ring yang berencana mundur. "Yang jelas satu perusahaan telah mundur yaitu Infokom (PT Infokom Elektrindo). Saat ini masih ada lima anggota konsorsium lainnya," kata Juru Bicara Konsorsium Palapa Ring, Rakhmat Junaidi di Jakarta, Kamis (7/8) Ketika dikonfirmasi mundurnya satu anggota dari lima anggota konsorsium Palapa Ring, Rakhmat tidak menampik hal tersebut. "Tetapi saya tidak bisa menyebutkan nama perusahaan itu," katanya. Saat ini lima anggota konsorsium tersebut yaitu PT Telkom, PT Indosat, PT Excelcomindo Pratama, PT Bakrie Telecom dan PT Powertek Utama Internusa. Rakhmat mengatakan sesuai kesepakatan, masing-masing anggota konsorsium diharuskan membayar dana pembangunan Palapa Ring sebesar 5 persen dari kewajiban yang telah ditentukan. "Hari ini batas waktu penyetoran terakhir. Baru empat anggota yang membayar," katanya. Empat anggota konsorsium yang telah membayar tersebut yaitu Telkom, Indosat, XL dan Bakrie. Rakhmat menjelaskan, investasi pembangunan Palapa Ring awalnya sebesar 225 juta dolar AS yang ditanggung enam anggota konsorsium dengan perincian Telkom menyetor 90 juta dolas AS, Indosat sebanyak 30 juta dolar AS, XL menyetor 30 juta dolar AS, Bakrie sebanyak 30 juta dolar AS, Powertek 30 juta dolar AS dan Infokom membayar 15 juta dolar AS. Karena Infokom mengundurkan diri maka nilai investasi Palapa Ring pun menjadi menurun yaitu menjadi 210 juta dolar AS. Bila salah satu anggota konsorsium mengundurkan diri lagi, Rakhmat mengatakan nilai investasi Palapa Ring pun menyusut dan hal tersebut mempengaruhi pembangunan infrastruktur Palapa Ring. "Kita mungkin meminta vendor (perusahaan pembangun infrastruktur Palapa Ring) untuk membuat rute alternatif," katanya. Senada dengan Rakhmat, Direktur Utama PT Telkom Tbk, Rinaldi Firmansyah yang ditemui disela-sela acara Indonesian ICT Award (INAICTA) di JCC Senayan, juga mendengar kabar adanya anggota konsorsium Palapa Ring yang mundur. "Saya dengar ada yang mundur, kemungkinan dua, tetapi yang sudah pasti satu (PT Infokom) mundur, sehingga (pendanaan) harus dilihat kembali," kata Rinaldi. Ketika ditanya, apakah Telkom akan mengambil inisiatif untuk menambah iuran dana konsorsium yang ditinggalkan anggota yang mengundurkan diri, Rinaldi mengatakan pihaknya belum menganalisis dan menghitungnya. Penyelesaian molor Baik Rinaldi maupun Rakhmat mengatakan, penyelesaian pembangunan Palapa Ring bisa molor dari jadwal meski awal pembangunan bisa sesuai dengan jadwal. Kemungkinan molornya penyelesaian pembangunan infrastruktur Palapa Ring ini karena banyaknya pembangunan infrastruktur serat optik bawah laut di dunia, dengan perusahaan dan peralatan di dunia yang jumlahnya terbatas. "Pembangunan kabel serat optik bawah laut sedang penuh di dunia. Jadwal mulai pembangunan tidak mundur, tetapi penyelesaian bisa mundur," kata Rinaldi. Rakhmat menambahkan, sesuai jadwal, pada kuartal ketiga atau kuartal keempat 2008, pembangunan infrastruktur Palapa Ring akan dimulai.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008