Jakarta, (ANTARA News) - Lebih dari seratus bendera dan panji-panji Partai Demokrat menyemarakkan Komplek Parlemen, Senayan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Jumat. Ratusan bendera dan panji Partai Demokrat tampak semarak menjelang dan saat Presiden Susilo Bambang Yudhyono menghadiri Sidang Paripurna Khusus DPD untuk menyampaikan pidato kenegaraan mengenai pembangunan daerah dalam RAPBN 2009. Situasi ini berbeda dengan saat pelaksanaan Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan Rapat Paripurna DPR pada 15 Agustus 2008. Banyaknya bendera Partai Demokrat di sekitar gedung parlemen menjadi perbincangan tamu dan undangan dalam kegiatan terebut, apalagi keberadaan Yudhoyono adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Deretan bendera Partai Demokrat antara lain terpancang di sepanjang sisi barat dan depan komplek MPR/DPR/DPD RI. Bendera-bendera itu terpasang rapi lengkap dengan nomor urut peserta Pemilu 2009. Satu hal lagi yang cukup membedakan adalah tidak adanya aksi demonstrasi di seputar komplek parlemen. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan Sidang Paripurna DPR RI, 15 Agustus. Saat itu kawasan parlemen diwarnai pendemo dari kalangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Di dalam ruang Sidang Paripurna DPD RI, banyak cara peserta forum tersebut menghilangkan kejenuhan termasuk rasa kantuk. Beberapa menteri dan pejabat kelihatan mencoba mengakali situasi itu dengan tetap memegang teks pidato Ketua DPD RI, Ginanjar Kartasasmita maupun naskah Pidato Kenegaraan Presiden RI. Ada pula yang matanya `melotot` ke podium tanpa bergerak, tetapi tangannya memainkan telpon genggam. Sedangkan yang lainnya, matanya menerawang sambil sesekali mulutnya menguap atau mengobrol dengan rekan di sampingnya. Acara Sidang Paripurna Khusus DPD RI berlangsung di Gedung Nusantara Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Sidang diikuti 122 anggota DPD atau memenuhi kuorum, juga dihadiri bupati, walikota, gubernur seluruh Indonesia, lebih dari 2.000 orang. Mengenai pengamanan, situasinya agak berbeda dibanding pelaksanaan Sidang Paripurna DPR RI, pekan lalu.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008