Mataram (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengantisipasi inflasi tinggi akibat meningkatnya aktivitas pariwisata yang bersamaan dengan momentum hari besar keagamaan pada akhir tahun 2019.

Wakil Ketua TPID NTB Achris Sarwani, di Mataram, Kamis mengatakan kegiatan hari besar keagamaan di NTB yang mempengaruhi inflasi adalah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan keagamaan tersebut puncaknya pada November 2019 dan digelar selama satu bulan penuh.

"Tradisi warga memperingati Maulid nabi mempengaruhi tingkat konsumsi terhadap kebutuhan pokok, seperti beras, daging ayam, daging sapi, telur, sayur-sayuran. Biasanya harga-harga mengalami kenaikan pada momen tersebut," katanya.

Peringatan Maulid, kata dia, juga bersamaan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2020. Pada momen tersebut juga diikuti dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin berlibur ke NTB, khususnya Pulau Lombok, menjelang akhir tahun.

Baca juga: Untuk tekan inflasi, pemkot disarankan dorong pengusaha keluarkan stok

Meningkatnya arus kunjungan wisatawan tentu akan mempengaruhi tingkat konsumsi terhadap kebutuhan pokok.

Oleh sebab itu, lanjut Achris, pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi, seperti yang dilakukan pada momen Ramadan dan Idul Fitri setiap tahunnya.

Upaya pengendalian inflasi juga akan dibahas dalam rapat kerja kelompok kerja TPID NTB.

Hal utama yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi adalah memastikan kebutuhan pokok dari sisi ketersediaan, keterjangkauan, kelancaran dan komunikasi dengan para pihak terkait mengenai informasi harga.

"Antisipasi ketersediaan barang seperti apa, kemudahan memperolehnya bagaimana, apa pasokannya lancar kalau barang itu tidak diproduksi sendiri atau didatangkan dari luar daerah, serta bagaimana informasi harga sebagai cerminan bagi masyarakat," ujar Achris yang juga menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB.

Baca juga: TPID Jakarta jajaki kerja sama perdagangan dengan NTB

Menurut dia, meskipun ada potensi inflasi lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu, pihaknya tetap optimis inflasi NTB berada di level 3,5 plus minus satu pada akhir 2019, atau berada di bawah target nasional tersebut.

"Kami tetap optimis inflasi sesuai target dengan berbagai upaya yang dilakukan," ucap Achris.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Wahyu Ari Wibowo, juga berkeyakinan inflasi NTB berada di bawah nasional. Bahkan, target internal BI NTB, inflasi berada di kisaran 3,3 persen pada 2019.

Baca juga: Wapres minta kepala daerah selaraskan inflasi dengan pendapatan petani

Pewarta: Awaludin
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019