Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian (Deptan) Sutarto Alimoesa mengatakan pemda (pemkab Purworejo) bisa menjadi penengah antara para petani dan PT SHI (Sarana Harapan Indopangan) untuk menyelesaikan kasus padi Supertoy. "Yang paling bijaksana adalah mereka (PT SHI dan petani) harus duduk bersama dengan wasit pemerintah daerah karena merupakan wilayahnya," kata Sutarto didampingi Menkominfo Muhammad Nuh dan Kepala Badan Litbang Deptan Sumardjo Gatot Irianto dalam jumpa pers di kantor Depkominfo di Jakarta, Senin. Sutarto mengatakan pemerintah tidak bisa ikut campur karena hal tersebut merupakan urusan PT SHI dengan para petani dimana padi Supertoy masih dalam tahap ujicoba oleh perusahaan yang dipimpin oleh Iswahyudi itu dengan melibatkan petani tersebut. "Jadi kembali ke perjanjian antara SHI dengan petani," kata Sutarto. Dia mengatakan pemerintah tidak mungkin mengganti kerugian petani karena kegagalan panen, sebab benih masih dalam masa ujicoba oleh penemu atau penelitinya. Sutarto mengatakan pemerintah baru akan mengganti gagal panen yang disebabkan karena bencana seperti kekeringan atau terkena hama dan bukan karena perjanjian dengan peneliti atau penemu untuk masa ujicoba bibit padi. "Pemerintah bisa memberikan kompensasi biasanya kita berikan bibit," katanya. Sutarto mengatakan bibit padi Supertoy ini memang masih dalam tahap ujicoba oleh penemunya yaitu Tuyung Supriadi sehingga belum bisa dikatakan padi varietas unggulan baru. "Saya sudah bertemu dengan Tuyung dan mempertanyakan tujuan dilakukan ini, dia mengatakan ingin melakukan observasi," katanya. Sutarto juga mendapat penjelasan bahwa Tuyung dalam melakukan observasi bibit padi Supertoy melibatkan para petani karena dia tidak mempunyai lahan. Pemerintah, kata Dirjen Deptan itu, tidak bisa melarang apabila petani bekerja sama dengan penemu atau peneliti untuk ujicoba bibit padi dan kerjasama itu tidak harus dilaporkan ke Deptan. Sedangkan Kepala Badan Litbang Deptan Sumardjo Gatot Irianto menjelaskan ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar satu bibit padi bisa diputuskan menjadi varietas unggulan baru padi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008