Cirebon, (ANTARA News) - Korban tewas akibat minuman keras (Miras) di Kabupaten Indramayu bertambah menjadi 16 orang.Selain itu, belasan korban lain dirawat di berbagai rumah sakit. Sabtu malam (13/9) kembali jatuh korban tewas yaitu Waskum, asal Desa Cibereng, Kecamatan Terisi, di RSUD Indramayu. Sebelumnya pada Jumat (12/9), Roni (35) warga Karangasem, Ludoyong, Kecamatan Terisi, tewas di rumahnya. Pada Kamis, Slamet (40), warga Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasmaya, juga meninggal akibat minuman tersebut. Korban tewas akibat miras beracun itu mulai berjatuhan sejak Senin (8/9) lalu, dengan tanda-tanda yang sama yaitu pusing, perut panas, kemudian kehilangan kesadaran antara 5 sampai 12 jam setelah meneggak minuman itu. Sejak itu, para korban mulai dilarikan keluarganya ke sejumlah rumah sakit, umumnya sudah dalam kondisi tak sadarkan diri. Terakhir Ahmad Rivai (20) warga Karangasem, Ludoyong, Kecamatan Terisi, masuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu (RSBI) pada hari Sabtu (13/9) kemarin sekitar pukul 02.00 WIB. Saat ini tercatat 18 orang yang masih dirawat di berbagai rumah sakit, namun diperkirakan jumlah korban masih cukup banyak karena sebagian dirawat di rumah. Semula, pesta Miras diketahui hanya terjadi di Kecamatan Losarang, namun ternyata sebaran miras yang dijual murah antara Rp11.000 sampai Rp15.000 per botol juga menjangkau Kecamatan Gabuswetan, Terisi, Kandanghaur, dan Kertasmaya. Kepala RSBI, Kompol dr Asep Hendradiana Sp.An, M.Kes, menjelaskan bahwa seluruh korban tewas maupun kritis, mengalami keluhan yang sama yakni penglihatan kabur, mual, muntah, pusing, dan sulit bernapas. "Para korban mengalami gejala keracunan alkohol.Diduga bahan racikan Miras itu mengandung racun," katanya. Beberapa korban mengungkapkan, mereka mencampur juga dengan "lotion" anti nyamuk sehingga daya racunnya semakin bertambah. Asep masih menunggu hasil laobratorium dari urine dan muntahan para korban untuk mencari sebab utama kematian para korban.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008