Mereka akan membuat rencana aksi (action plan) pada tiga kawasan pilot area
Jakarta (ANTARA) - Tiga kawasan di Jakarta Barat ditargetkan menjadi proyek awal mengatasi penurunan permukaan tanah oleh lembaga pemerintahan Jepang untuk membantu negara berkembang yakni Japan International Cooperation Agency (JICA).

"Mereka akan membuat rencana aksi (action plan) pada tiga kawasan area percontohan penanggulangan penurunan tanah di Jakarta Barat," Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Barat Fredy Setiawan di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, dalam pemaparannya di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, JICA menargetkan kawasan Malibu Estate Cengkareng Timur, Rusun Pesakih Daan Mogot dan Mall Taman Anggrek, Grogol Petamburan.

Menurutnya, JICA telah menargetkan ketiga area tersebut untuk mengatasi penurunan permukaan tanah. Namun, perlu kajian mendalam bagi mereka untuk menerapkan teknologinya.

Baca juga: Laju penurunan air tanah Jakarta bisa diperlambat

"Ada sejumlah usulan yakni pembuatan fasilitas penampungan air hujan dan tambahan kapasitas tampungan waduk," ujar Fredi.

Terkait tiga kawasan itu, Fredi meminta JICA berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti pengembang, pengelola mall, Suku Dinas Perindustrian dan Energi (Sudis PE) Jakarta Barat yang mengawasi pajak air tanah, pihak kecamatan serta kelurahan.

"Mereka butuh lahan untuk pembuatan teknologi penampungan air hujan. Tentunya ini perlu pengkajian lebih dalam dan koordinasi dengan banyak pihak, seperti pengembang, pengelola mal dan Sudis PE, termasuk kelurahan dan kecamatan," kata Fredi.

Fredi mengatakan jika terlaksana, langkah tersebut juga akan berpengaruh terhadap penanganan banjir rob di Jakarta Barat.

Ketua Kelompok Kerja (pokja) Sosialisasi JICA Teppei Tsurubuchi mempresentasikan tiga kawasan di Jakarta Barat tersebut akan dijadikan rencana aksi penanggulangan penurunan tanah.

Baca juga: Anies sebut turunnya permukaan tanah terjadi di kawasan nonpipanisasi

Dari pemantauan mereka, kawasan Malibu Estate Cengkareng Timur dinilai berhasil mengatasi masalah penurunan tanah.

"Dari tahun 2007-2010, terjadi penurunan tanah di kawasan Cengkareng Timur Malibu Estate, namun itu tidak lagi mengalami penurunan tanah dari 2014-2018, ini contoh yang bagus. Kami ingin menjadikan ini sebagai keberhasilan berhentinya penurunan tanah," ujar Teppei.

Teppei mengatakan, penurunan tanah di kawasan Cengkareng Timur disebabkan adanya suplai air dari Palyja pada 2010 sehingga pengambilan air tanah berhenti.

Baca juga: Permukaan tanah Jakarta Utara turun 11 cm per tahun
Baca juga: Penurunan tanah Jakarta, disebabkan eksploitasi air tanah

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019