Jadi, prioritas anggaran tahun depan adalah pemberdayaan ekonomi yang berjalan seiring dengan bidang agama, pendidikan, dan prioritas lainnya
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Banda Aceh tetap memprioritaskan program pemberdayaan ekonomi masyarakat guna mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran pada tahun anggaran 2020.

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman di Banda Aceh, Selasa, prioritas tersebut sejalan dengan visi dan misi wujudkan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi.

"Jadi, prioritas anggaran tahun depan adalah pemberdayaan ekonomi yang berjalan seiring dengan bidang agama, pendidikan, dan prioritas lainnya," kata Aminullah Usman.

Selain bidang ekonomi, agama, dan pendidikan, kata Wali Kota, Pemerintah Kota Banda Aceh juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur penunjang investasi. Ini sesuai dengan program pemerintah pusat, Indonesia Maju.

Aminullah mengatakan Pemerintah Kota Banda Aceh terus berupaya mendatangkan investasi ke ibu kota Provinsi Aceh tersebut. Dengan adanya pembangunan infrastruktur pendukung, diharapkan investor berminat menanamkan modalnya di Banda Aceh.

"Banda Aceh merupakan kota jasa perdagangan, dan pelayanan. Banda Aceh tidak memiliki sumber daya, seperti pertanian maupun pertambangan. Karena itu, pemerintah kota terus berupaya mendatangkan investasi ke Banda Aceh," kata Aminullah Usman.

Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar mengharapkan semua program prioritas pemerintah kota terlaksana dengan optimal, sehingga upaya menurunkan angka pengangguran dan mengurangi jumlah penduduk miskin bisa terealisasi.

"Yang terpenting adalah bagaimana belanja Pemerintah Kota Banda Aceh pada 2020 harus benar-benar untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, di samping prioritas lainnya di bidang agama, pendidikan, dan kesehatan," kata Farid Nyak Umar.

Pemerintah Kota Banda Aceh mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Kota (RAPBK) 2020 dengan komposisi pendapatan Rp1,415 triliun dan belanja Rp1,417 triliun.

Baca juga: Pemkot Banda Aceh terus sosialisasikan keuangan syariah

Baca juga: Aceh butuh banyak kawasan ekonomi khusus

 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019