Los Angeles (ANTARA News) - Barack Obama telah berjanji akan menaikkan pajak jika ia menjadi presiden AS. Akan tetapi, orang-orang yang betul-betul kaya menginginkan perubahan dan banyak dari mereka telah menyatakan akan memberikan suara kepada senator dari Illinois itu. Sekalipun tradisi memperlihatkan orang-orang berpunya di negara itu condong pada Partai Republik, telah terjadi perubahan yang belum pernah berlangsung sebelumnya menjelang pemilihan Selasa, dengan banyaknya mereka yang lebih menyukai calon presiden kulit hitam dari Demokrat tersebut. Sebagai permulaan, dua pria terkaya negara itu, Warren Buffett dan Bill Gates, sudah menegaskan mereka akan memilih Obama. Menurut majalah Forbes, Gates dengan nilai kekayaan 55,5 miliar dolar, memberikan sumbangan 2.300 dolar kepada kampanye Demokrat pada pemilihan pendahuluan. Seperti pendiri raksasa software Microsoft, Buffett, pria terkaya di dunia dengan nilai kekayaan 58 miliar dolar dan juga penasehat calon Demokrat itu, mendonasikan 4.600 dolar kepada kampanye Obama, jumlah maksimal yang diperkenankan undang-undang. Dalam wawancara dengan saluran berita finansial CNBC, investor dan CEO Berkshire Hathaway itu memberikan konfirmasi ia lebih menyukai Obama ketimbang McCain, karena ia mampu mengindentifikasi dirinya lebih baik dengan berbagai usulan kebijakan ekonomi. "McCain terlalu banyak gagasan yang berbeda dengan saya, terutama dalam masalah keadilan sosial," tutur Buffett, seperti dilaporkan DPA. Ia mendukung Obama, kendatipun capres Demokrat itu kalau terpilih nanti bermaksud menaikkan pajak sebesar 5 persen atas para warga kaya AS. Obama mencontohkan Warren Buffett, yang secara bergurau dipanggilnya dengan "Sobat Warren", sebagai orang yang dapat membayar pajak sedikit lebih banyak tanpa mengubah hidupnya. Tak semuanya Meskipun demikian, orang-orang kaya tidak secara aklamasi memberikan dukungan kepada Obama. Hampir separuh dari mereka yang masuk dalam daftar Forbes, di antara 10 warga terkaya AS, mendukung saingan Obama dari Republik. CEO Oracle, Larry Ellison, tiga anggota keluarga Walton yang memiliki Wal-Mart, dan Koch bersaudara yang merupakan taipan energi dan pabrikan, memberikan sumbangan kepada McCain. Juga ada kasus khusus seperti Walikota New York, Michael Bloomberg, yang memberikan uang kepada Rudolf Giuliani, tokoh Republik yang digantikannya sebagai walikota, dalam berbagai pemilihan pendahuluan, namun kemudian akhirnya mendukung kedua calon yang bertarung ke Gedung Putih. Para politisi independen, yang mendukung kedua partai di masa lalu, tampaknya lebih menyukai rencana ekonomi Obama daripada McCain. Seperti juga Bloomberg, banyak orang terkaya AS tetap merahasiakan kecondongan politik mereka. Menurut Huffington Post, hanya tiga dari 50 orang terkaya AS yang menyebutkan secara terang-terangan pilihan politik mereka. Dua dari mereka pendukung Republik dan satu Demokrat. Orang kaya lebih suka Obama Namun demikian, sumber lainnya mengindikasikan berbagai kawasan pemukiman orang kaya memperlihatkan kecenderungan untuk lebih menyukai Obama. Menurut rincian keuangan kampanye, Obama lah yang menghimpun dana terbanyak di Wall Street, pusat industri finansial AS. Sebelum krisis finansial sekarang ini berlangsung, para bankir investasi sudah memberikan sumbangan mereka kepada senator dari Illionis itu, sehingga melampaui upaya penggalangan dana Hillary Clinton dan Giuliani. Di Lembah Silikon ada dinamika serupa : para pemain besar mendukung Obama. Apple dan Google menginginkan Obama sebagai presiden. Di kawasan Teluk San Francisco, Obama mengunjungi rumah-rumah mewah dan besar beberapa miliarder, seperti Sara dan Sohaib Abbasi, Nancy dan Bob Farese dan Ann serta Gordon Getty, pada April lalu. Para orang kaya ini menyelenggarakan acara penghimpunan dana 2.300 dolar per orang. (*)

Copyright © ANTARA 2008