Madinah (ANTARA) - Sebanyak 83 persen pemondokan calon haji (calhaj) Indonesia di Makkah relatif cukup jauh dari Masjidil Haram mulai 1.400 meter hingga 10.000 meter (10 kilometer). "Hanya 17 persen yang jaraknya dekat antara 1.000 hingga 1.400 meter, tapi sisanya cukup jauh. Itu karena perluasan Masjidilharam," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Depag RI, Slamet Riyanto, saat mengecek persiapan terakhir di Madinah, Selasa. Didampingi Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Nursamad Kamba, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Drs H. Ahmad Kartono, ia mengatakan bahwa pemondokan di Madinah justru tidak ada masalah, karena banyak yang dekat dan lokasi terjauh hanya 1.100 meter. "Tolong jemaah haji diberitahu bahwa pemondokan di Makkah itu relatif jauh, sehingga mereka sudah ada persiapan, apalagi saat puncak haji pasti terjadi kemacetan kendaraan yang perlu diantisipasi Ya, saya kira kalau sudah acara puncak itu dimana-mana begitu, seperti saat hari lebaran di Tanah Air," katanya. Namun, katanya, pihaknya sudah melakukan antisipasi, di antaranya dengan menempatkan 11 titik pengangkutan jemaah haji yang akhirnya mengerucut ke dekat Masjidilharam hingga menjadi tiga titik. "Nanti akan ditandai dengan warna agar ketahuan, misalnya daerah Misfalah dan Aziziah akan diberi warna apa, kalau tidak salah ada empat warna sesuai wilayahnya. Bis-nya akan diberi warna dan akan mengumpul di sana," katanya. Tahun ini, pemerintah menyewa sekitar 600 rumah dengan kapasitas total 196.781 orang di Makkah dengan 17 persen di antaranya berada di ring (kawasan) I yang berjarak hingga 1.400 meter dari Masjidilharam, sedang sebagian besar di ring II yang jauh dari Masjidilharam. Menurut dia, persiapan yang dilakukan pemerintah tidak perlu dikhawatirkan para jemaah haji yang datang ke Tanah Suci. "Petugas dalam keadaan siap, konsumsi juga dalam keadaan yang siap. Jadi, secara teori, persiapan kita tidak ada masalah. Kita telah berusaha, tinggal menyerahkan semuanya kepada Allah Swt. Mudah-mudahan, semuanya berjalan lancar," katanya. Misalnya, di Arafah dan Mina masih seperti tahun lalu dengan sistem prasmanan dan tentunya ada perbaikan. Oleh karena itu, ia berharap antrean makanan tahun ini bakal lebih pendek. Selain itu, ia mengingatkan, "Kita imbau para jemaah untuk bersiap-siap dengan baju atau jaket atau pakaian dingin." (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008