Kaca elektrokromik melibatkan penambahan bahan lain di atas kaca yang biasanya dipasang di bagian belakang ponsel kelas atas, sehingga ketebalan menjadi perhatian.
Pada akhirnya, itu menambahkan hanya sepersepuluh milimeter ke ketebalan keseluruhan ponsel konsep ini dalam desain saat ini, klaim Lau.
Kaca berlistrik mengandalkan daya untuk beralih dari buram ke tembus cahaya, jadi OnePlus harus mempertimbangkan bagaimana, dalam sehari-hari, teknologinya dapat diubah untuk mengonsumsi daya sesedikit mungkin.
Kecepatan juga menjadi perhatian. Jendela kaca elektrokromik pada Boeing 787 Dreamliner dapat memakan waktu beberapa detik untuk beralih dari transparan ke buram menjadi berwarna. Lau mengatakan bahwa pada telepon OnePlus Concept One, lensa kamera dapat berubah dari "mati" menjadi "hidup" hanya dalam waktu satu detik.
Baca juga: Sony terjun ke mobil listrik lewat Vision-S di CES 2020
Baca juga: Samsung akan luncurkan manusia digital di CES 2020
Baca juga: Samsung luncurkan jajaran TV terbaru di CES 2020
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020