Tapi kalau yang mau menikmati keuntungan, beli saham-saham terkait minyak dan emas
Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyarankan kepada para investor untuk membeli saham-saham yang terkait dengan komoditas minyak dan emas di tengah konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran di kawasan Timur Tengah.

"Kita perkirakan konflik ini bisa hitungan beberapa bulan, sehingga harusnya investor buy-nya di saham-saham terkait minyak dan emas," ujar Hans Kwee saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Sementara itu, sektor konsumer yang biasanya menjadi sektor paling tahan ketika krisis melanda, juga dapat menjadi pilihan, namun dinilai tidak menjanjikan keuntungan lebih.

"Consumer goods bisa jadi pilihan. Ia kan cuma tidak turun doang, kalaupun turun sedikit. Tapi kalau yang mau menikmati keuntungan, beli saham-saham terkait minyak dan emas," kata Hans Kwee.

Di tengah konflik AS dan Iran yang naik turun, saham-saham emiten yang bergerak di pertambangan minyak dan emas meningkat signifikan.

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) misalnya dalam sepekan terakhir harga sahamnya naik 52 poin atau 20 persen menjadi Rp312 per saham.

Begitu pula dengan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dalam seminggu terakhir harga sahamnya naik 100 poin atau 9,17 persen menjadi Rp1.190 per saham.

Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dalam sepekan terakhir juga naik 55 poin atau 6,55 persen ke posisi Rp895 per saham.

Sedangkan saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) naik 55 poin atau 6,59 persen ke posisi Rp890 per saham.

Sementara itu Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Arisandi menilai harga minyak diprediksi turun apabila konflik AS-Iran tidak mengalami eskalasi.

"Kita gak rekomendasi spekulasi di minyak. Mungkin sementara sektor paling aman itu telekomunikasi. Domestic focus," ujar Lucky.

Baca juga: IHSG berpeluang menguat Kamis, seiring meredanya konflik AS-Iran

Baca juga: Harga minyak jatuh setelah Trump "mengecilkan" serangan Iran

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020