Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, warga PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) akan mengabaikan seruan yang disampaikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mengajak untuk golput pada pemilu 2009.

"Seruan itu akan diabaikan. Apalagi warga PKB dan NU sudah paham bahwa seruan itu bukan murni dari Gus Dur tetapi dari Yenny Wahid," katanya usai silaturahim PKB-NU di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, warga PKB dan NU memiliki kebiasaan akan mengabaikan seruan yang cenderung bersifat destruktif, sehingga mereka tentunya juga tidak akan mematuhi seruan Gus Dur untuk golput pada pemilu 2009.

Oleh karena itu, PKB mendukung fatwa ulama NU di Jawa Timur yang melarang nahdliyin memubadzirkan suaranya dengan cara golput. Dalam hal ini, mencoblos wajib bagi nahdliyin, sedangkan yang golput dimasukkan dalam kategori memubadzirkan.

"Jadi, nahdliyin dilarang memubadzirkan suaranya pada pemilu 2009. Fatwa itu sudah muncul di Jawa Timur sebulan lalu," kata Wakil Ketua DPR RI itu.

Selain itu, PKB juga mendukung fatwa NU yang melarang warga nahdliyin mencoblos atau memilih partai baru pada pemilu 2009. Dengan menyalurkan suara ke partai-partai baru, suara tersebut akan mubadzir bagi nahdliyin, karena partai-partai baru tidak akan meraih suara hingga 15 persen.

Menanggapi wacana poros tengah, ia mengatakan, mana mungkin membentuk poros tengah jika saat ini poros utama saja belum terbentuk. Saat ini masih sangat mungkin muncul alternatif koalisi baru.

Dengan syarat 20 persen, menurut dia, akan muncul tiga pasang calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) sehingga diperkirakan akan muncul tiga poros utama yang akan mengajukan pasangan capres-cawapres.

"Untuk PKB sendiri, jika dalam pemilu legislatif meraih suara hingga 20 persen dipastikan akan mengajukan nama sendiri. PKB juga sedang mengamati beberapa nama yang mulai muncul termasuk Sultan Hamengku Buwono X," katanya.

Menyinggung pertemuannya dengan ulama NU, ia mengatakan, pertemuan itu sudah direncanakan sejak lama sebagai upaya konsolidasi antara PKB dengan NU yang diharapkan akan selesai pada akhir Desember ini.

"Hingga akhir 2008, PKB terus melakukan konsolidasi di daerah-daerah terutama untuk menghadapi pemilu 2009. Segala sesuatunya harus dipersiapkan mulai sekarang," katanya.

Pertemuan itu merupakan media untuk menguatkan kembali hubungan NU dan PKB sebagai wujud dari keputusan politik PKB untuk kembali ke khittah 1998, yaitu PKB sebagai alat perjuangan politik NU dan ulama.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008