Fifi Azmi dan Ismi Melinda dalam cuplikan film "Wira" (2019). (ANTARA/HO)


Penggunaan teknik ini bisa dibilang selain menghasilkan visual yang cantik, juga mampu menggugah keikutsertaan penonton dan merasakan sebuah pengalaman di adegan tersebut.

Variasi gambar di film ini mampu menampilkan detail yang cukup baik, terutama di adegan-adegan laga yang turut diarahkan oleh Yayan Ruihan.

Aneka bela diri yang disuguhkan di depan layar bisa dibilang memuaskan penonton yang menyukai film dengan porsi aksi lebih banyak seperti "Wira" ini.

Visual pun juga dikemas dengan pemilihan palet warna bernuansa biru, abu-abu, dan hitam -- yang selain menampilkan imaji yang suram dan dingin, juga secara tak langsung menggugah rasa "gugup" dan tegang bagi audiens.

Tak hanya berfokus pada sisi teknis pengambilan gambar dan pengadeganan laga, sutradara muda asal Malaysia Adrian Teh yang mengarahkan gambar dan cerita dalam film ini pun mampu mengajak untuk mengenal tokoh-tokoh dan latar belakang mereka secara perlahan, atau bahkan bisa dibilang implisit.

Kepiawaian Teh dalam menyajikan naskah ke bentuk film laga bisa dibilang cukup menggugah cara pandang dan perasaan penonton - apalagi film ini memang lebih mengedepankan aksi ketimbang cerita.

Baca juga: Hairul Azreen alami patah tulang saat syuting film "Wira"

Baca juga: Yayan Ruhian sebut syuting film "Wira" seperti di Hollywood

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020