..kehidupan perkoperasian Indonesia mesti dipetakan ulang melalui pendekatan SWOT alias apa saja modal kekuatan mereka, di mana kelemahan-kelemahan, tantangan terbesar yang harus ditaklukkan dan kiat-kiat jitu, nyata dan terukur..
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar menilai bahwa koperasi yang ada di Indonesia perlu pembenahan serius, mengingat beberapa tahun belakangan kabar kinerja dan prestasi sejumlah koperasi di Indonesia dinilai sudah ada yang benar-benar sehat.

“Di sisi lain, beberapa fakta menunjukkan banyak oknum yang mengatasnamakan koperasi simpan pinjam yang menggasak dana warga,” kata Marwan lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.

Marwan, yang membidangi Koperasi dan UKM menyatakan, jika menengok kiprah beberapa koperasi produksi, jasa konsumen, hingga pertanian di negara Asia, koperasi di Indonesia dinilai masih tertinggal.

Di Singapura, ada koperasi konsumen beranggota 500 ribu orang dan beromset Rp9,3 triliun per tahun yang dikendalikan oleh koperasi buruh (NTUC).
Baca juga: Kemenkop ajak berbagai pihak dorong koperasi lakukan modernisasi

Kemudian, Koperasi Pertanian Zen Noh di Jepang, memproduksi hasil pertanian, mengemas, dan mendistribusikannya dengan jumlah anggota sekitar lima juta orang dan bervolume usaha 13 miliar dollar AS atau setara Rp182 triliun.

Sedangkan di Korea Selatan, terdapat koperasi pertanian Nonghyup atau National Agricultural Cooperative Federation (NACF) beranggota 2,35 juta orang dan memiliki volume usaha 31,27 miliar dollar AS serta berkinerja sosial baik.

Terlebih jika dibandingkan dengan hebatnya kemajuan koperasi produsen sektor peternakan, perkebunan, dan perdagangan di Eropa khususnya Inggris, Jerman, Kanada, Denmark, Norwegia dan Finlandia, maka koperasi Indonesia dinilai butuh pembenahan serius.
Baca juga: Kementrian Koperasi UKM: Standarisasi produk perlu berkolaborasi

“Terkait pencapaian perkoperasian sejumlah negara tetangga itu, kita jadi bertanya-tanya terobosan atau gebrakan apa dan bagaimana yang sedang atau akan dilakukan oleh pihak Kementerian Koperasi dan UKM ke depan,” ujar Marwan.

Marwan menyarankan, kehidupan perkoperasian Indonesia mesti dipetakan ulang melalui pendekatan SWOT alias apa saja modal kekuatan mereka, di mana kelemahan-kelemahan, tantangan terbesar yang harus ditaklukkan dan kiat-kiat jitu, nyata dan terukur seperti apa yang perlu ditempuh koperasi agar sehat dan maju.

Ia meyakini, dengan potensi sumber daya alam, pangan dan energi yang dimiliki, Indonesia akan sangat cocok dan tepat dikelola melalui prinsip-prinsip perkoperasian.

Baca juga: Ketua MPR dukung Dekopin arusutamakan koperasi
Baca juga: Bulog dukung program korporasi petani berbasis koperasi


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020