Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut masyarakat tidak perlu belanja berlebihan karena stok mencukupi.

"Siang ini sudah terjadi 'panic buying'. Kami berkomunikasi dengan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) dan dari komunikasi itu disampaikan bahwa stok kebutuhan di Jakarta cukup," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin malam.

Karena itu, masyarakat tidak perlu belanja secara eksesif. "Itu kan bila khawatir stoknya berkurang, tapi ini cukup," katanya.

Masyarakat memborong beberapa barang di pasar, supermarket dan minimarket seperti makanan instan yang bertahan lama, masker dan gel pembersih tangan (sanitizer) hingga menyebabkan kelangkaan dan harganya meningkat tinggi.

"Memang yang diburu hanya beberapa item. Tetapi saya perlu sampaikan, jangan melakukan pembelian secara berlebih karena itu bisa mengganggu stabilitas, stok kita mereka sampaikan cukup," ujar Anies.

Baca juga: Cegah Corona, KCI terus sosialisasikan hidup sehat kepada penumpang


Untuk barang-barang seperti makanan cepat saji (instan) dan masker yang mengalami kelangkaan, Anies menyatakan hingga sekarang tidak ada pembatasan dari pihak Aprindo untuk menghindari efek negatif.

"Sejauh ini belum ada pembatasan, karena mereka memperhitungkan punya efek justru negatif nantinya. Kita lihat saja hari-hari ke depan. Ini kan baru beberapa jam," kata Anies.

Pemprov DKI Jakarta membentuk Tim Tanggap Corona (Covid-19) sebagai bentuk antisipasi dan penanganan kasus corona yang merebak akhir-akhir ini di dunia internasional.

"Bahwa DKI Jakarta membentuk tim tanggap COVID 19 yang dipimpin oleh asisten kesra yang beranggotakan Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kominfo, Kepala BPBD, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Biro Perekonomian," kata Anies Senin siang.

Tim ini berfungsi untuk melakukan pengawasan dan pemantauan mulai Senin (2/3) untuk kasus corona. Tercatat hingga saat ini tim Tanggap Covid 19 memantau 136 orang, dengan hasil 115 orang dinyatakan sehat sedangkan 21 orang masih memerlukan pengawasan.
Baca juga: Anies melarang warga bergejala corona datang ke RS dan Puskesmas

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020