Jakarta (ANTARA News) - KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang semula menolak gagasan pertemuan Ciganjur II akhirnya setuju pertemuan itu digelar.

Hal itu terungkap setelah pertemuan Gus Dur dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Taufiq Kiemas di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Kamis (26/2).

Dalam pertemuan itu Taufiq didampingi Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung. Sementara Gus Dur ditemani Yenny Wahid dan Aris Junaidi.

"Ciganjur jilid II secara prinsip tidak ada masalah. Gus Dur menyambut baik," kata Yenny, puteri Gus Dur yang juga Sekjen PKB versi Muktamar Parung itu usai pertemuan yang berlangsung hampir satu jam tersebut.

Hal yang sama juga dikemukakan Taufiq dan Pramono saat ditanya hasil pertemuan tersebut.

Gus Dur sendiri sebelumnya menolak gagasan pertemuan Ciganjur II itu. Menurut dia, pertemuan itu tidak ada gunanya dan ia tidak akan hadir kalaupun jadi dilaksanakan.

"Saya terus terang saja tidak ada gairah apa-apa. Nggak ada gunanya," kata Gus Dur dalam satu acara di Jakarta bulan lalu.

Namun, menurut Yenny, keengganan Gus Dur waktu itu hanya terkait persoalan teknis. Gus Dur tidak setuju jika pertemuan digelar di rumahnya seperti pertemuan Ciganjur tahun 1998.

Namun akhirnya disepakati acara akan dilaksanakan di lapangan sebelah rumah Gus Dur di Ciganjur. Namun, waktu pelaksanaan belum ditentukan.

"Ngumpulin tokoh-tokoh kan susah juga. Siapa yang akan datang masih dibahas, yang jelas prioritas tokoh-tokoh yang pernah terlibat di Ciganjur I dan tidak tertutup kemungkinan mengundang tokoh-tokoh lainnya," kata Yenny.

Pertemuan Ciganjur I dilaksanakan pada 10 November 1998. Hadir dalam pertemuan itu Megawati Soekarnoputri, Amien Rais, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gus Dur selaku tuan rumah. Dalam pertemuan itu mereka mengagendakan percepatan reformasi politik di Indonesia. (*)

Pewarta:
Editor: Guntur Mulyo W
Copyright © ANTARA 2009