Jakarta (ANTARA News) - Musibah jebolnya Situ Gintung di wilayah tetangga Tangerang, membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memeriksa kembali semua situ (danau buatan) di wilayah ini karena khawatir mengalami kejadian yang sama seperti Tangerang.

"Saya sudah perintahkan PU (Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI) untuk mengecek seluruh sarana dan prasarana penanggulangan banjir di Jakarta. Saya minta untuk `check and recheck," tegas Gubernur DKI Fauzi Bowo di Jakarta, Jumat.

Meskipun begitu, Gubernur menyebut di Jakarta tidak ada tanggul sebesar Situ Gintung yang jebol Jumat dini hari dan menyebabkan banjir hingga menewaskan 46 orang dan puluhan lainnya hilang itu.

Pemprov DKI mengerahkan bantuan kemanusiaan ke Tangerang termasuk enam unit ambulan dan membangun posko termasuk di sepanjang Kali Pesanggrahan sebagai pencegahan.

"Bantuan obat, personel, ambulan, semua sudah kita kerahkan termasuk tenaga medis. Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati) sejak Subuh sudah disana," katanya.

Sementara Asisten Kesejahteraan Masyarakat Effendi Anas menyebut Dinas Kesehatan telah menyiapkan enam ambulan untuk mengevakuasi jenazah ke rumah sakit.

"Tapi sekarang masih terganjal ijin keluarga karena keluarga pada hakikatnya ingin berkumpul. Sebelum semua terkumpul, mereka masih mengumpulkan sisa-sisa keluarga yang ada sehingga evakuasi kami tunda," paparnya.

Jika ijin sudah diberikan keluarga, maka jenazah akan langsung dievakuasi ke rumah sakit.

Effendi menyatakan, bantuan sosial telah dikirimkan DKI antara lain tenda penampungan, makan siang, tenaga medis lengkap beserta ambulan.

"Tim medis termasuk obat-obatan sudah siap, kebutuhan apapun walaupun status (korban jebolnya Situ Gintung) bukan warga Jakarta, tapi kita tahu banyak warga Jakarta yang juga kena musibah sebenarnya," paparnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, Effendi meminta sinergi pemerintah pusat dan antar pemerintah daerah apalagi secara geografis posisi Jakarta ada di bawah ketinggian daerah provinsi-provinsi lain.

Effendi menyebut belum ada tanggul yang dinilai rawan kecuali tanggul-tanggul laut di Jakarta Utara, terutama Waduk Pluit, yang dikhawatirkan bisa jebol.

"Waduk Pluit itu adalah penampungan air dari manajemen drainase sejak Jakarta Pusat, Thamrin Sudirman, Masjid Istiqlal. Itu semua di Pluit," ungkapnya.

Namun, Jakarta mempunyai sistem pengamanan berlapis dan bersekat-sekat sehingga jika tanggul jebol masih dapat ditahan lapisan berikutnya yang mencapai tiga lapis, klaim Effendi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009