Tangerang (ANTARA News) - Sebagian pengungsi korban jebolnya tanggul Situ Gintung di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten membutuhkan makanan bayi dan perlengkapan mandi bagi anak-anak.

Koordinator lapangan (korlap) posko Situ Gintung di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahamd Dahlan Ciputat Berlianingsih, Sabtu malam di Tangerang membenarkan bahwa kebutuhan pengungsi berupa makanan bayi sangat diperlukan.

Dia mengatakan, dari laporan sejumlah relawan dan pengungsi, mereka sangat memerlukan makanan bayi, karena saat ini jumlahnya terbatas hanya dari para penyumbang.

"Hampir setiap saat, para relawan menanyakan tentang persediaan makan bayi, dan kami kesulitan untuk memenuhinya," katanya.

Menurut Pembantu Rektor II STIE Ahmad Dahlan Ciputat itu, para pengungsi yang berada di wilayah RT 01, 02 dan RT 03 RW 08 sangat memerlukan bantuan makanan bayi serta perlengakapan anak-anak usia di bawah lima tahun.

Dia menambahkan, akibat tragedi Situ Gintung sejumlah pakaian dan seluruh peralatan serta keperluan rumah tangga hanyut diterjang air bah.

Selain makanan bayi, berdasarkan permintaan mereka juga membutuhkan selimut dan handuk serta kaus oblong untuk mengganti pakaian yang hilang.

Bahkan petugas posko juga membutuhkan sandal jepit, tikar untuk tidur dan istirahat, serta berbagai alat kebersihan untuk membersihan rumah penduduk yang masih tersisa.

Pengungsi juga memerlukan sejumlah pakaian dalam untuk perempuan, karena banyak permintaan dari korban.

Hingga berita ini dilaporkan, jumlah korban meninggal 74 orang, dengan rincian di posko STIE Ahmad Dahlan sebanyak 28 orang, dan di posko kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) 26 orang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009