Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh menyatakan perbedaan harga penawaran antar operator dalam penambahan frekuensi 3G (3th generation) adalah hal yang wajar.

"Angka penawaran itu wajar karena masing-masing operator telekomunikasi mempunyai jumlah pelanggan yang berbeda," kata Nuh di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, dari sisi jumlah pelanggan yang berbeda itu jelas tiap operator telekomunikasi akan menerapkan biaya yang berbeda untuk tiap user atau pelanggannya.

Namun, operator manapun dinilainya akan sangat menginginkan penambahan frekuensi karena akan berpengaruh langsung pada kualitas layanan terhadap pelanggan.

"Jadi itulah kenapa para operator berebut mendapatkan pelanggan," katanya.

Jika kualitas menurun maka jumlah pelanggan akan terbatas. Menurut Menteri, kondisi itulah yang menyebabkan suatu mekanisme pasar berlaku dalam bisnis telekomunikasi.

"Kenapa kualitas menurun? Itu karena bandwith yang terbatas sehingga memang perlu untuk mengambil bandwith kanal tambahan," katanya.

Terkait dengan itu, sebelumnya pemerintah menyatakan tidak bermaksud untuk bersikap diskriminatif dalam menentukan penambahan frekuensi 3G karena penambahan frekuensi 5MHz bagi operator telekomunikasi baru akan dikaji ulang pada tahun depan.

Sedangkan untuk 2008 pemerintah menyatakan tidak akan melakukan perubahan terhadap harga frekuensi yaitu Rp160 miliar.

Dengan demikian hanya operator telekomunikasi Telkomsel yang berhak mendapatkan tambahan frekuensi 5 MHz karena hanya penyedia jaringan telekomunikasi tersebutlah yang bersedia membayar seharga itu.

Penetapan harga pada dasarnya dipertimbangkan untuk memenuhi dua hal yakni tidak merugikan negara dan tidak memberatkan operator untuk menyediakan layanan internet yang murah.

Empat operator 3G selain Telkomsel yang juga ikut melakukan penawaran terpaksa harus menunda penambahan frekuensi.

Selain Telkomsel empat operator lain juga telah mengajukan penawaran penambahan frekuensi. Namun, harga yang ditawarkan Indosat, Exelcomindo Pratama, Hutchison CP Telecom, maupun Natrindo Telepon Seluler masih jauh dari angka yang diminta.

Indosat diberitakan menawar sebesar Rp30 miliar, Exelcomindo mengajukan tawaran Rp40 miliar, Natrindo Telepon Seluler Rp20 miliar, dan Hutchison CP Telecom menetapkan harga tawaran Rp12 miliar.

Range harga yang terpaut besar nilainya itulah yang dinilai wajar oleh Nuh.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009