Malang (ANTARA News) - Kecelakaan maut yang menewaskan 9 mahasiswa di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis dinihari, diduga disebabkan oleh pecahnya ban sebelah kiri pada mobil yang mereka tumpangi.

Kapolresta Batu, Jatim, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Tejo Wijanarko, Kamis siang, menyatakan, sebelum terpental, mobil Taruna yang ditumpangi 9 mahasiswa itu, ban sebelah kirinya pecah ketika membelok di tikungan tanjam dengan kecepatan tinggi.

"Dugaan sementara penyebab tewasnya 9 orang mahasiswa dari berbagai daerah dan PT (perguruan tinggi) swasta di Malang itu baru disebabkan oleh ban mobil sebelah kiri pecah," tegasnya.

Kemungkinan penyebab lain, kata dia, polisi masih menyelidikinya, termasuk kemungkinan mereka mengonsumsi minuman keras atau narkoba ketika merayakan ulang tahun salah seorang dari mereka.

Sementara hasil kajian tim laboratorium forensik (labfor) Mabes Polri di Surabaya, diduga kecelakaan tersebut akbat kondisi ban mobil yang sudah tidak layak pakai dan jumlah penumpangnya melebihi kapasitas yang seharusnya.

Menurut Kepala Unit Fisika dan Instrumental Labfor Mabes Polri di Surabaya, AKBP Didik Sugianto, dari analisa tim labfor, ban mobil tersebut buatan tahun 2000 dan tidak layak pakai lagi, sementara penumpangnya melebihi kapasitas yang seharusnya.

"Kami akan melakukan kajian secara detail dan lebih teliti lagi apakah ban yang meletus dan pecah itu terjadi setelah kejadian atau sebelum kejadian. Tapi kalau dilihat seksama, kondisi ban mobil sagat tipis dan membahayakan penumpangnya," kata Didik menambahkan.

Kecelakaan maut di kawasan Jalan Panglima Sudirman Kota Batu itu telah menewaskan 9 orang mahasiswa dari Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang, Institute Teknologi Nasional (ITN) Malang dan Universitas Islam Malang (Unisma).

Mereka berasal dari Bali, Lumajang, Pamekasan, Sidoarjo dan Pasuruan. Jenazah ke-9 korban yang sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) sudah diambil oleh keluarga masing-masing.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009