Washington, (ANTARA News) - Presiden AS Barck Obama mengatakan, Rabu, AS akan melakukan segala upaya untuk menghindari korban sipil di Afghanistan. Hal itu dia kemukakan menyusul pernyataan polisi yang menyebut bahwa  100 warga Afghanistan  tewas dalam serangan udara pimpinan-AS.

"Saya akan menggarisbawahi AS akan bekerjasama dengan mitra Afghanistan dan internasional kami untuk melakukan setiap upaya guna menghindari korban sipil," kata Obama setelah pembicaraan dengan presiden Pakistan dan Afghanistan di Washington.

Sebelumnya, polisi di Afghanistan mengatakan pertempuran dan serangan udara pimpinan-AS terhadap gerilyawan telah menewaskan 100 orang, sebagian besar dari mereka warga sipil. Hal itu adalah alah satu pertempuran paling mematikan dalam kurun waktu  hampir delapan tahun.

Militer AS telah memulai penyelidikan terhadap operasi yang berlangsung sejak Senin malam hingga Selasa di provinsi Farah itu.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki laporan mengenai korban sipil yang tinggi.

"Dalam pembombardiran udara dan operasi darat itu, lebih dari 100 orang tewas," kata jurubicara polisi Afghanistan barat Abdul Rauf Ahmadi, yang mendasarkan informasinya pada laporan dari polisi, Palang Merah dan warga setempat.

"Dua puluh lima hingga 30 dari mereka gerilyawan Taliban, termasuk dari Chechnya dan Pakistan, dan sisanya adalah warga sipil termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua," katanya.

Wakil gubernur provinsi Farah Mohammad Younus Rasouli mengatakan ia melihat mayat 20 anak dibawa oleh warga desa ke ibukota provinsi, yang juga disebut Farah.

Komandan militer AS di Afghanistan, Jenderal David McKiernan, mengatakan kepada wartawan bahwa sedikitnya 25 gerilyawan Taliban tewas dalam serangan itu, tapi jumlah warga sipil yang tewas belum dipastikan.

Serangan udara AS itu dilancarkan setelah pemerintah Afghanistan meminta bantuan dalam pertempuran dengan Taliban, kata McKiiernan, yang memimpin Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan-NATO.

Pertempuran dan serangan udara itu dilancarkan di distrik Bala Buluk, yang terpencil, sekitar 600Km di baratdaya Kabul.

Kepala polisi provinsi Abdul Ghafar Watandar juga mengatakan 100 orang tewas di dua desa di distrik itu, sedikitnya 30 dari mereka warga sipil.

"Sekarang kami sedang berupaya untuk menemukan berapa jumlah mereka yang petempur dan berapa jumlah warga sipilnya," katanya.

Taliban menguasai daerah itu, membuatnya sulit untuk memeriksa jumlah tersebut, kata Gubernur provinsi Farah Rohul Amin.

Gerilyawan yang menyerang pasukan keamanan berlindung di rumah waga sipil, merenggut beberapa korban sipil, katanya.

"Puluhan orang tewas, termasuk sejumlah perempuan dan anak," jurubicara Komite Palang Merah Internasional Jessica Barry mengatakan.

Satu dari mereka yang tewas adalah seorang sukarelawan masyarakat pada Perhimpunan Bulan Sabit Merah Afghanistan bersama dengan 13 anggota keluarganya, ia mengatakan.

Sementara itu Menlu AS Hilary Clinton mengatakan ia menyesalkan tewasnya warga sipil itu. "Kami tidak tahu seluruh keadaan sekitar masalah tersebut dan penyebabnya. Dan akan ada penyelidikan bersama oleh pemerintah kami dan pemerintah anda," katanya pada pertemuan dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Di Kabul, utusan PBB Kai Eide mengatakan ia "sungguh prihatin" dan telah berhubungan erat dngan McKiernan ketika penyelidikan dimulai.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009