JAKARTA, 7 Mei 2009 (ANTARA) - PT International Nickel Indonesia Tbk ("PT Inco", atau "Perseroan", IDX: INCO) hari ini mengumumkan hasil-hasil triwulan pertama tahun 2009 yang tidak diaudit.

Upaya PT Inco untuk fokus pada pengurangan biaya operasi telah membuahkan hasil dengan meningkatnya kinerja keuangan pada triwulan pertama tahun 2009 jika dibandingkan dengan triwulan keempat tahun 2008, walaupun terjadi penurunan harga realisasi rata-rata nikel dalam matte sebesar 22%. Pada triwulan ini, PT Inco hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk operasinya di Sorowako, di mana hal ini berhasil menekan biaya produksi secara signifikan. Produksi nikel dalam matte selama triwulan pertama tahun 2009 mencapai 16.200 metrik ton, dibandingkan dengan produksi triwulan terakhir tahun 2008 sebesar 17.300 metrik ton.

Presiden Direktur PT Inco, Arif Siregar mengatakan, "Selain memperoleh manfaat dengan turunnya harga-harga bahan baku pokok, Perseroan juga terus memusatkan perhatiannya pada efisiensi operasi dalam bidang-bidang seperti sumber daya manusia, pemakaian komoditas dan juga pengelolaan kontrak dan jasa. Produksi nikel dalam matte kami pada triwulan pertama tahun 2009 adalah 20% lebih sedikit dari yang kami hasilkan pada triwulan yang sama tahun 2008. Hal ini sesuai dengan perkiraan kami bahwa akan terjadi penurunan produksi kedepan sebagai akibat dari keputusan manajemen untuk menghentikan pemakaian pembangkit listrik tenaga termal pada bulan Oktober 2008 dengan tujuan menjaga tingkat keuntungan Perseroan,"

Perseroan mencatat laba bersih sebesar AS$17,2 juta untuk triwulan pertama tahun 2009 (AS$0,002 per saham) dibandingkan dengan rugi bersih sebesar AS$9,8 juta (AS$-0,001 per saham) pada triwulan keempat tahun 2008 dan dibandingkan dengan laba bersih sebesar US$139,6 juta (AS$0,014 per saham) untuk triwulan pertama tahun 2008. Penjualan mencapai AS$121,4 juta selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009, dibandingkan dengan penjualan sebesar AS$380,0 juta pada triwulan yang sama tahun 2008. Total EBITDA sebesar AS$46,3 juta untuk triwulan pertama tahun 2009, dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2008 sebesar AS$221,8 juta.

"Dalam menghadapi keadaan pasar sekarang ini, strategi kami adalah melanjutkan penggunaan listrik PLTA saja untuk kegiatan operasi kami di Sorowako. Ketinggian permukaan air yang ada di daerah penampungan utama kami per tanggal 31 Maret 2009 adalah lebih dari 2 meter lebih tinggi dari ketinggian permukaan air pada tahun lalu yaitu setinggi 317,4 meter di atas permukaan air laut ("DPL"). Ketinggian air saat ini berada di atas ketinggian minimum yang diperlukan untuk mengoperasikan PLTA, yakni 317,6 meter DPL. Hal ini terjadi berkat tingginya curah hujan di seluruh daerah tangkapan air yang berada di daerah operasi kami. Dengan demikian, kami yakin bahwa ketinggian permukaan air yang cukup untuk PLTA akan berlanjut untuk menopang produksi nikel dalam matte sepanjang tahun 2009," demikian disampaikan Bapak Siregar.

"Kami juga berhasil mempertahankan rekor keselamatan kerja tanpa cedera (disabling injury) di PT Inco dalam triwulan pertama tahun 2009. Akhir triwulan ini ditandai dengan 15 bulan, atau lebih dari 10 juta jam kerja, tanpa disabling injury, suatu rekor baru badi Perseroan dan merupakan acuan bagi industri pertambangan. Program-program utama yang bertujuan untuk menekan angka risiko keselamatan kerja terus dilanjutkan, termasuk program MHS (Major Hazard Standard)," lanjut Bapak Siregar.

Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte PT Inco adalah AS$8.309 per metrik ton pada triwulan pertama tahun 2009, dibandingkan dengan AS$21.188 per metrik ton pada periode yang sama tahun 2008 dan AS$10.675 per metrik ton pada triwulan keempat tahun 2008.

Harga pokok penjualan pada triwulan pertama 2009 turun menjadi AS$114,6 juta dari AS$177,6 juta pada triwulan yang sama tahun 2008. Biaya produksi tunai per unit pada triwulan pertama tahun 2009 turun sebesar 26,7% dibandingkan triwulan pertama tahun 2008. Pada triwulan pertama tahun 2009, PT Inco menggunakan 10.893 kiloliter bahan bakar disel dengan biaya rata-rata AS$0,74 per liter, turun dari 47.640 kiloliter dengan biaya rata-rata AS$0,75 per liter pada triwulan pertama tahun 2008. Penurunan-penurunan ini terutama disebabkan oleh keputusan strategis untuk menghentikan seluruh pembangkit listrik tenaga termal. Pada triwulan pertama tahun 2009, PT Inco menggunakan 571.287 barel HSFO (minyak bakar dengan kadar sulfur tinggi) dengan biaya rata-rata sebesar AS$54,37 per barel, hal ini merupakan suatu penurunan pemakaian energi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 yaitu sebanyak 676.321 barel dengan biaya rata-rata AS$75,63 per barel. Penurunan ini terutama disebabkan oleh produksi nikel dalam matte yang lebih rendah.

Kas yang diperoleh dari kegiatan operasi adalah AS$38,2 juta pada triwulan pertama tahun 2009, turun dari AS$74,4 juta pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pembayaran pajak Perseroan selama triwulan pertama tahun 2009 turun menjadi AS$16,1 juta dibandingkan dengan AS$156,1 juta pada periode yang sama tahun 2008. Penurunan bersih kas dan setara kas sebesar AS$3,7 juta mengakibatkan saldo kas dan setara pada akhir triwulan tahun 2009 menjadi AS$162,4 juta dibandingkan dengan saldo sebesar AS$338,1 juta pada tanggal 31 Maret 2008.

Perseroan telah berhasil memperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi sebesar AS$26,25 juta pada Maret 2009 atas klaim kerugian akibat adanya gangguan usaha sehubungan dengan insiden kebakaran pada transformator pada tanggal 23 Mei 2006 yang lalu.

Pengeluaran barang modal tunai pada triwulan pertama tahun 2009 mencapai ASS$40,3 juta, naik dari AS$28,0 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya akibat adanya pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan proyek PLTA Karebbe. Perseroan terus memberikan prioritas untuk pengeluaran barang modal bagi proyek PLTA Karebbe, proyek penangkap debu elektrostatis dan proyek permodalan untuk menjaga kelangsungan operasi. Dengan pertimbangan bahwa biaya langsung terhadap manfaat jangka pendek yang tidak menguntungkan, PT Inco telah menangguhkan proyek konversi batubara dan proyek pengangkutan batubara yang sedianya diperkirakan akan dirampungkan pada tahun 2010.

Ikhtisar kinerja keuangan Perseroan (tidak diaudit) adalah sebagai berikut - semua angka dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat kecuali untuk angka produksi nikel dalam matte yang dinyatakan dalam metrik ton:

Triwulan Pertama Triwulan Keempat
2009 2008 2008
Produksi nikel dalam matte: 16.200 20.100 17.300
Penjualan nikel dalam matte: 14.600 17.900 16.800
Harga realisasi rata-rata
per metrik ton8.309 21.188 10.675
Penjualan bersih - jutaan121,4 380,0 180,0
Laba/(Rugi) bersih - jutaan17,2 139,6 (9,8)
Laba/(Rugi) bersih per saham 0,002 0,014 (0,001)

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Indra Ginting, Director of Investor Relations & Corporate Secretary indra.ginting@valeinco.com
Claudio Bastos, Senior Vice President and Chief Financial Officer claudio.bastos@valeinco.com
atau PTI.InvestorRelations@valeinco.com
atau kunjungi situs Perseroan di www.pt-inco.co.id

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009