Medan (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura, Wiranto, mengaku optimistis bakal memenangkan pilpres 8 Juli mendatang, mengingat besarnya dukungan yang diberikan berbagai elemen masyarakat kepada dirinya bersama capres Jusuf Kalla.

"Ini (dukungan yang besar) merupakan awal sebuah kemenangan, Insya Allah," katanya usai pelantikan 37 tim relawan sekaligus meresmikan Posko Tim Kampanye dan Pemenangan JK-Wiranto Sumatera Utara di Medan, Minggu sore.

Wiranto mengaku memiliki "feeling" yang sangat bagus pada pilpres kali ini. "Kenapa? Karena saya sudah sering mengikuti `pertandingan` di tingkat nasional, termasuk sebagai capres pada tahun 2004. Dari pengalaman masa lalu tentu ada catatan-catatan dan kali ini sangat berbeda dan sungguh luar biasa," ujarnya.

Ia mengatakan, pasangan JK-Wiranto mendapat dukungan bagi berbagai elemen masyarakat di seluruh provinsi di tanah air. Dukungan itu diibaratkannya seperti gelombang yang datang tanpa terputus.

"Saya punya banyak pengalaman dalam `bertanding` di tingkat nasional dan gelombang dukungan kali ini saya lihat sangat ikhlas untuk berjuang bersama-sama memenangkan pilpres," katanya.

Pada kesempatan itu Wiranto menegaskan keinginannya menjadi cawapres bukan untuk kepentingan pribadi, tapi lebih untuk kepentingan bangsa yang jauh lebih baik di masa datang.

"Kalau sekadar mau jadi presiden saya bisa mendapatkannya tanpa harus berkampanye pada tahun 1998, ketika Pak Harto (Soeharto) mengeluarkan Inpres Nomor 16 dan memberikannya kepada saya.
Beliau mengatakan saya tinggal mengumumkan Inpres itu untuk memimpin bangsa ini dan wapresnya terserah saya, tapi saya tidak menggunakannya dan lebih memilih mengantarkan bangsa ini secara konstitusional," jelasnya.

Ia mengaku pernah disebut pengecut karena tidak mau menggunakan Inpres itu untuk merebut kekuasaan. "Saya disebut pengecut karena saya tidak mau mengorbankan bangsa ini," ujarnya.

Lebih jauh Wiranto mengajak para pendukung dan simpatisan JK-Wiranto untuk merebut hati rakyat pada pilpres mendatang. Menurut dia, suara rakyat tidak bisa dipaksakan, termasuk melalui cara-cara curang seperti yang terjadi pada pemilu legislatif lalu.

Ia juga menyebut tiga ciri pemimpin yang layak memimpin Indonesia, yakni mengetahui persoalan, mengetahui solusi yang tepat serta cepat dalam mengambil keputusan dengan segala resikonya.

Menurut dia, tidak semua calon pemimpin yang bertarung pada pilpres kali ini memiliki ciri dan kriteria dimaksud. "Karenanya mari kita ajak rakyat memilih yang terbaik dari tiga pasangan yang ada. Rakyat sudah tahu pasangan mana yang terbaik," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009