Jakarta (ANTARA News) - Para sineas atau pelakuk perfilman nasional sering berpikir instan dengan hanya menargetkan agar filmnya laku di pasaran, bukan mencari kualitas tontonan.

"Buktinya, tidak ada satu pun film nasional yang layak diikutsertakan dalam festival internasional," kata sutradara kawakan, Garin Nugroho di Jakarta, Rabu.

Menurut Garin, para sineas nasional belakangan ini tidak mau bersusah payah dan hanya ingin mendapatkan hasil yang cepat.

Akibatnya, film-film yang dihasilkan hanya dengan tujuan bisnis dan keuntungan semata, bukan menargetkan kualitas yang dapat diapresiasi.

Fenomena pola pikir instan sineas nasional itu dapat dilihat dari semakin menipisnya ketertarikan masyarakat untuk menonton film.

Meskipun jumlah film yang diproduksi cukup banyak tapi kemampuannya menjaring penonton masih sangat jauh dari harapan.

Selain cara penggarapan yang kurang profesional, thema-thema yang diangkat pun tidak bervariasi dan hanya itu-itu saja.

"Kalau tidak horor, (thema yang diangkat) ya komedi seksual," katanya.

Rendahnya kualitas perfilam nasional itu menyebabkan penyeleksi film internasional tidak mengikutkan hasil produksi Indonesia dalam festival tingkat dunia tersebut.

Selain itu, kata Garin, sulit didapatkan aktor dan aktris berkualitas yang mampu "menghanyutkan" penonton melalui peran yang dilakoni.

"Dari sekian banyak aktor dan aktris nasional, paling hanya tiga sampai lima orang yang bagus," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009