Paris (ANTARA News) - Perusahaan pembuat pesawat Airbus, Ahad, memperingatkan bahwa pesanan tahun ini dapat merosot dari sasaran 300 unit, sementara perusahaan itu bersiap menghadapi Paris Air Show dengan tanda-tanya menyelimuti kecelakaan satu pesawat jenis A330.

"Pameran udara ... ini diselimuti oleh dua peristiwa," kata pemimpin Airbus Thomas Enders pada satu seminar di Paris.

Ia mengingatkan mengenai hilangnya satu pesawat A330 Air France di Samudra Atlantik pada 1 Juni, tanpa penjelasan, dan krisis finansial mendalam yang telah merongrong perusahaan penerbangan global.

Enders, yang pekan lalu menggambarkan A330 sebagai "salah satu pesawat paling aman yang pernah dibuat" dan menyeru semua kalangan bersabar sementara penyelidikan mengenai kecelakaan pesawat Air France dilakukan, mengatakan meskipun Airbus tetap berharap akan menerima sebanyak 300 pesanan tahun ini, jumlah terakhir "boleh jadi lebih rendah dari perkiraan".

Sejak 1 Januari sampai 31 Maret tahun ini, Airbus telah menerima 11 pesanan dan 21 pembatalan. Perusahaan tersebut pada 2008 mengalahkan pesaingnya dari AS, Boeing, dengan 777 pesanan dan 483 pengiriman.

"Prioritas nomor satu ialah menjamin pengiriman dan mendukung pelanggan kami," kata Enders, yang menekankan bahwa 2010 dan 2011 akan menjadi tahun kritis bagi sektor penerbangan sementara sektor itu berjuang mengatasi dampak resesi global.

Industri penerbangan, yang menghadapi pesanan yang turun dan harga minyak yang naik, menurut International Air Transport Association, dapat kehilangan 9 miliar dolar AS tahun ini, hampir dua kali lipat dari perkiraan yang dibuat tiga bulan lalu.

Sekarang, secara mengejutkan kegiatan dua tahunan Paris Air Show, yang dimulai Senin di Le Bourget di dekat Paris, takkan menjadi "pameran udara pesanan", kata Louis Gallois, pemimpin pelaksana Perusahaan Antariksa dan Pertahanan Udara Eropa (European Aeronautic Defence and Space Company=EADS), perusahaan induk Airbus.

Selain pertanyaan yang diajukan oleh hilangnya pesawat jet Air France, yang merenggut 228 orang di dalamnya, Airbus juga harus berhadapan dengan penundaan utama pesawat angkut militernya A400M.

Namun, Gallois memuji sebagai "berita baik" satu keputusan oleh Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk mengizinkan pembahasan enam bulan lagi mengenai nasib program A400M, yang bernilai 20 miliar euro, yang kini setidaknya sudah tiga tahun terlambat dari jadwal akibat masalah teknis.

Prancis dan Jerman, bersama dengan Spanyol dan Inggris, adalah peserta utama di Airbus.

"Harapan saya ialah kami dapat memiliki sejenis kesepakatan sebelum akhir tahun," kata Gallois seperti dilaporkan kantor berita AFP.

"Prancis dan Jerman tak memiliki kapasitas guna memutuskan sendirian saja," katanya, tapi keduanya merupakan "batu pertama pembangunan".

Gallois menyatakan bahwa Inggris memiliki "permintaan tertentu ... kami akan melihat apakah kami dapat menampung sebagian pertanyaan itu".

Klien yang sejauh ini telah menandatangani pesanan A400M adalah Jerman, Spanyol, Prancis, Inggris, Turki, Belgia dan Luksemburg, tapi sebagian dari mereka telah mengancam akan menyudahi kesepakatan tersebut, sehingga memaksa EADS merundingkan kembali jadwal pengiriman. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009