Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pengkajian perekonomian, ECONIT (Economy, Industry and Trade) mempertanyakan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2009 yang hanya disalurkan dua bulan yakni Januari dan Februari.

"BLT tahun 2009 hanya tersalur dua bulan. Ini harus dijelaskan pemerintah," kata Direktur Pelaksana ECONIT, Hendri Saparini di Jakarta, Rabu.

Penyaluran hanya dua bulan tersebut, kata Hendri tidak memberi manfaat lebih kepada masyarakat miskin penerima dan hanya merupakan pemborosan terhadap keuangan negara.

"BLT disalurkan dengan maksud mengurangi tingkat kemiskinan, tetapi dengan hanya dua bulan saja, maka dampaknya tidak akan terasa sama sekali,"kata Hendri.

Kalau memang niat pemerintah ingin membantu mengurangi kemiskinan maka jangan mengeluarkan kebijakan setengah-tengah saja, sebab justru memberi kesan negatif.

"Timbul pendapat, pasti ada apa-apa sehingga BLT hanya disalurkan dua bulan saja," kata Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.

Hendri selanjutnya meminta agar pemerintah mendatang mengubah pola BLT. "BLT supaya diberikan kepada masyarakat yang benar-benar tidak punya potensi ekonomi sama sekali," kata Hendri.

Artinya seseorang yang masih kuat fisiknya dan dapat bekerja, jangan dimasukkan menjadi penerima BLT, sebab justru merupakan bentuk perampokan hak memperoleh pekerjaan.

"Ciptakan lapangan pekerjaan, bukan berikan BLT sehingga tidak bekerja, sebab ini sama dengan merampok hak seseorang," kata Hendri.

Hendri mengatakan, lebih baik mereka diberikan modal kerja dengan demikian maka tingkat kehidupannya bisa keluar dari garis kemiskinan. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009