Brisbane (ANTARA News) - Pesawat Airbus A330-300 Qantas dengan nomor penerbangan QF68, Senin pagi, mengalami turbulensi di atas wilayah udara Malaysia di Pulau Kalimantan (Borneo) dalam penerbangannya ke Perth, Australia Barat dari Hong Kong.

Akibat insiden ini, enam orang penumpang dan seorang awak pesawat mengalami luka ringan. Peristiwa yang menimpa pesawat Qantas ini terjadi 11 hari setelah insiden kebakaran kecil di atas pesawat Airbus A330 Jetstar yang memaksa pilot melakukan pendaratan darurat di Bandar Udara Internasional Guam 11 Juni lalu.

Penjelasan maskapai penerbangan Qantas di Brisbane, Senin pagi, menyebutkan, para penumpang dan awak pesawat yang "luka ringan" itu sudah mendapat perawatan di atas pesawat.

Insiden turbulensi terjadi setelah pesawat berpenumpang 206 orang dengan 13 orang awak ini terbang sekitar empat jam dari Bandar Udara Internasional Hong Kong. Pilot pesawat, Kapten Brett Flack, melanjutkan penerbangan menuju Perth dan tiba pukul 07.30 waktu setempat.

Pihak maskapai penerbangan Qantas mengatakan, tidak ada alasan untuk mengaitkan insiden turbulensi ini dengan insiden-insiden penerbangan lain yang melibatkan pesawat Airbus A330. Namun pihaknya telah melaporkan insiden ini ke Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) untuk keperluan penyelidikan.

Selain melukai enam penumpang dan seorang kru, insiden turbulensi ini juga menyebabkan kerusakan kecil pada dua panel di atap kabin serta tercopotnya dua masker oksigen dari tempatnya.

Pada 11 Juni lalu, sebuah pesawat A-330 Jetstar Australia juga mengalami kebakaran kecil di dalam kokpit namun 203 orang penumpang dan awak pesawatnya selamat.

Pilot pesawat bernomor penerbangan JQ-20 itu terpaksa mendarat darurat di Bandar Udara Internasional Guam dalam penerbangannya dari Osaka, Jepang ke Gold Coast, Queensland.

Insiden penerbangan yang menimpa pesawat Airbus A330 bukan yang pertama sepanjang Juni 2009. Pada awal Juni lalu, sebuah pesawat Airbus A330 "Air France" bahkan terjatuh di Samudera Atlantik menewaskan seluruh penumpang dan awaknya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009