Jakarta (ANTARA News) - Ratusan pemulung yang tergabung dalam Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) cabang Kecamatan Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, mendemo Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menolak rencana pengoperasian mesin kompayer sampah.

Sekretaris Umum Badan Pengurus Pusat IPI, Andi Ladu, di Jakarta, Rabu, mengatakan keberadaan mesin kompayer mengancam keberadaan pemulung sampah.

"Rencana pengoperasian kompayer akan membuat pemulung tidak bisa beraktivitas," kata Andi.

Ratusan pemulung tersebut menggunakan beberapa bus sewaan yang di parkir di sekitar Jalan Medan Merdeka Timur, kemudian mereka berjalan kaki menuju kantor balai kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan sekitar pukul 11.30 WIB.

Andi mengungkapkan mesin kompayer berfungsi untuk memisahkan antara sampah organik dan non-organik yang merugikan pemulung karena hanya kebagian sampah yang tidak bisa didaur ulang dan tidak memiliki nilai jual.

"Mesin kompayer akan mematikan usaha pemulung yang hanya mengandalkan hidup dari jual-beli sampah," kata Andi.

Saat ini jumlah pemulung di Bantargebang mencapai 6.000 orang dengan jumlah lapak pencarian sampah sekitar 300 titik.

Sementara itu, seorang pemulung sampah asal Losari, Cirebon, Jawa Barat, Lukman Dul Hakim mengungkapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengoperasikan sekitar 6.000 mesin kompayer pada Juli atau pertengahan 2009.

Lukman menyebutkan hasil pencarian sampah untuk jenis plastik dijual dengan harga Rp600 hingga Rp1.200 per kilogram, kertas (Rp400 per kilogram), botol gelas (Rp300 per kilogram) dan besi (Rp7.500 per kilogram). (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009