Palembang (ANTARA News) - Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan puas setelah timnya mampu mempertahankan juara Copa Dji Sam Soe Indonesia untuk kedua kalinya.

"Yang pasti pertandingan, saya puas dan kurang puas. Sebagai pelatih pemain sudah menunjukkan penampilan yang baik," kata Rahmad usai timnya menang wo (walk out) atas Persipura dengan skor 4-0 di grand final Copa Dji Sam Soe Indonesia di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Minggu.

Ketua PSSI Nurdin Halid didampingi Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI) Joko Driyono menjelaskan, karena Persipura tak masuk lapangan, mereka dinyatakan WO (walk out).

Sebelumnya, kesebelasan Persipura Jayapura mogok main di menit 60 menyusul kartu merah untuk pemainnya di final Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009 di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Minggu, malam.

Sudah lebih 30 menit aksi mogok ini berlangsung. Para pemain Sriwijaya masih berada di lapangan, namun para pemain Persipura masuk ke ruang ganti mereka.

Hingga menit 60 itu, Sriwijaya sementara unggul 1-0.

Gol pertama Sriwijaya berhasil diciptakan oleh Obiora menit 51.

Persipura berupaya menyamakan kedudukan. Terjadi handsball pemain belakang Sriwijaya namun wasit tak melihatnya. Malah wasit Purwanto kasih kartu merah Ernest Jeremiah karena protes di menit 60. Persipura protes dan mogok main. Di babak pertama, kedua tim cukup bersaing keras untuk mencetak gol.

Untuk Juara Copa Dji Sam Soe 2009, selain meraih trofi, juga akan mendapat hadiah uang senilai Rp2 miliar. Runner-up memperoleh Rp750 juta, sedangkan peringkat ketiga Rp350 juta.

Pemain terbaik direbut Richard Obiora dan pencetak gol terbanyak masing-masing berhak atas hadiah sebesar Rp75 juta direbut dua pemain yakni Samsul Arif asal Persibo dan Pablo Frances asal Persijap.

Rahmad mengatakan, para pemainnya memiliki motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan ini apalagi dengan dominan pihaknya dalam penguasaan bola.

Disinggung soal wasit yang menjadi kekecewaan pihak Persipura, Rahmad tak mengetahui hal itu. "Saya tidak tahu pemicunya. kami sendiri mendapat empat kartu kuning di babak pertama oleh wasit," katanya.

Namun ia menegaskan bahwa pemainnya dan tim Sriwijaya tetap tidak pernah meninggalkan lapangan terhadap situasi apapun yang terjadi di lapangan, ketika Rahmad ditanya jika ia berada di tim Persipura.

"Kami dalam laga ini memang tampil sedikit berbeda dengan tiga pemain di lini belakang untuk meredam kelincahan pemain depan Persipura," katanya yang menjelaskan menampilkan permainan yang berbeda ketika main di kandang Persipura di Laga Liga Indonesia terakhir. "Kami tetap menjunjung fair play," katanya.

Sementara pihak Persipura tak ada wakil yang menemui wartawan di forum jumpa pers resmi.

Stefanus Kurniadi, Brand Dji Sam Soe dari sponsor memang kecewa dengan terjadinya insiden di final Copa Indonesia.

"Hal ini akan kami jadikan evaluasi. Kami juga akan duduk bareng dengan BLI (Badan Liga Indonesia) untuk musim mendatang di kompetisi ini," katanya.

Sedang Direktur BLI, Joko Driyono menyampaikan permohonan maaf pada pecinta sepak bola atas kejadian di final ini. "Sesuatu yang tidak ideal yang terjadi. Kita sudah berupaya menjelaskan ke pihak Persipura di ruang ganti," katanya.

Namun Persipura menurut dia, tetap pada protes menyangkut handsball dan kartu merah pada salah seorang pemainnya.

"Keputusan wasit adalah mutlak di lapangan, fair play dan regulasi adalah di atas segalanya dan ini menjadi pekerjaan besar BLI di masa mendatang," katanya.

Ia juga akan menyerahkan kepada Komdis PSSI atas mogoknya Persipura di final.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009