Jakarta (ANTARA News) - Jika minat yang diperlihatkan dalam upacara penghormatan terakhir terhadap Michael Jackson disebut indikator, maka kembali manggungnya sang bintang pop akan merupakan ingar bingar sukses karir musiknya.

Upacara Selasa pagi (Rabu dini hari WIB) itu akan jauh lebih megah ketimbang upacara pemakaman raksasa musik lainnya, Frank Sinatra, 11 tahun lalu, yang juga diadakan di Los Angeles.

Namun Sinatra mangkat di usia renta 82 tahun, sedangkan kematian Jackson yang relatif muda di usia 50 telah menggerakkan tumpahan kesaksian dan penghormatan spontan yang mirip dengan jiwa hampa yang dirasakan seluruh warga Inggris setelah kematian Putri Diana.

Barang sejenak, berita tentang Diprivan (obat penenang), utang dan Debbie Rowe terpinggirkan, digantikan oleh warta mengenai logistik upacara penghormatan terakhir Selasa nanti.

Berita selama liburan panjang 4 Juli (Hari Kemerdekaan AS) mengenai liputan penuh pers atas keluarga Jackson, rekan-rekan selebritisnya, dan politisi hitam yang dekat dengannya, telah menyingkirkan aspek-aspek menjijikkan dari kehidupan Jackson dan pertanyaan-pertanyaan penuh misteri yang menyelimuti kematiannya.

Pada saat tabloid-tabloid Inggris --negeri dimana sang biduan semula akan memulai rangkaian 50 konsernya tepat seminggu dari sekarang-- menyediakan berhalaman-halaman mengenai kisah pengungkapan masa lalu cabul sang bintang dan leluconnya yang semakin aneh, ada upaya serempak untuk memupus derajat kesenimanan Michael Jackson.

Mantan Menteri Luar Negeri Colin Powell, kepada CNN, mengatakan bahwa kehidupan Michael Jackson diselimuti kontroversi, namun dalam maut, karya seninyalah yang mesti dirayakan.

"Ya, ada beberapa tantangan dalam hidupnya. Dan ya, ada kontroversi besar yang menyelimutinya. Namun dia kini telah meninggal dunia. Mari, rayakan karya seninya," katanya dalam acara "Sate of the Union" asuhan presenter John King.

Sementara Pendeta Al Sharpton tidak henti-hentinya memuji sang bintang rock sebagai tidak sekedar King of Pop, namun juga Pangeran Asa (Prince of Hope). Dan banyak penggemarnya jelas telah membeli bagian dari harapan itu.

Sekitar 1,6 juta orang mendadaftar online untuk mendapatkan tiket upacara penghormatan terakhir sang bintang, bahkan tanpa memikirkan siapa yang bakal diuntungkan oleh ini atau betapa membosankannya mereka karena mesti keluar masuk Staples Center.

8.750 warga yang beruntung dipilih secara acak memperoleh tiket gratis hari Minggu lalu, dan kendati ada pagar betis polisi di sekeliling kawasan dalam kota, setengah juta orang yang tidak kebagian tiket tetap memaksa menghadiri upacara penghormatan terakhir sang mega bintang.

Keluarga, teman dan media akan termasuk diantara 11.000 orang yang diizinkan masuk ke Staples Center, ditambah 6.500 orang di Nokia Theatre yang membanjiri semua sisi gerbang pintu masuk.

Sebelum pengundian, panitia dari AEG, pemilik dan operator Staples Center, akan membersihkan semua pintu masuk dengan menyusutkan para pemalsu tiket dan semua tiket masuk yang diduga dipalsukan.

Dengan keharusan memegang tiket dan begitu singkatnya persiapan untuk acara sebesar ini, semua prosedur menjadi kelihatan jauh lebih ketat dibandingkan dengan prosedur keamanan ketika memasuki bandara.

Perhelatan itu dilakukan di tengah perjuangan kota kedua terbesar di AS ini dalam menghadapi defisit anggaran 550 juta dolar AS dan negara bagian California yang sempoyongan akibat defisit 24 miliar dolar AS.

Tak mengherankan jika Anggota DPRD Kota Los Angeles Jan Perry mengimbau warga untuk tetap di rumah dan menonton upacara penghormatan terakhir cukup di televisi saja.

Upacara itu sendiri tidak akan ditayangkan dalam layar tv raksasa di luar Stadion Staples Center, dan tidak ada upacara pemakaman di kota itu. (Michael Jackson akan dimakamkan beberapa jam setelah acara ini kelar dalam upacara pemakaman khusus di Forest Lawn di Bukit Hollywood).

Hari Minggu lalu, NBC mengubah kebijakannya dan memutuskan untuk bergabung dengan jaringan televisi lainnya -- diantaranya ABC, CBS, CNN, MSNBC, dan E!-- dengan menyiarkan secara langsung upacara itu.

Stasiun TV berlambang burung merak ini sebelumnya berencana menayangkan program spesial satu jam di jam tayang utama, Selasa malam, namun kemudian berubah dengan menyiarkan langsung "event" ini.

Belum ada keterangan siapa yang akan menjadi "anchor" (pembawa acara) NBC ini, sementara beberapa "anchor" terkenal di stasiun-stasiun tv lain akan melaporkan prosesi itu, termasuk Charles Gibson dari ABC, Katie Couric untuk CBS, dan Anderson Cooper dari CNN.

Sementara itu, harapan penggemar untuk menyaksikan konser pengganti pekan ini dengan cepat sirna, karena Keluarga Jackson tidak ingin ada reuni untuk menggantikan konser yang sedianya akan digelar almarhum saudaranya itu di London.

Uang tiket dari para pemegang tiket konser London telah dikembalikan, dan O2 Arena telah memulai mengganti acara yang urung diselenggarakan itu dengan pertunjukan-pertunjukan baru.

Lain dari itu, tidak mungkin Janet Jackson mau tampil bersama semua saudara laki-lakinya dalam acara untuk mengenang Jackson 5, kendati saudara-saudara lelaki Michael yang semuanya tengah berduka itu akhirnya bersedia tampil demi menghormati Michael dan karir musiknya.

Upacara penghormatan terakhir Selasa nanti akan diproduseri oleh guru Grammy, Ken Ehrlich (yang perusahaannya dimiliki oleh AEG Live), dengan menampilkan para entertainer top seperti Stevie Wonder, Smokey Robinson dan Little Richard. (*)


Sumber: Elizabeth Guider/Hollywood Reporter/5 Juli 2009

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009