New York (ANTARA News) - Berpuluh tahun, si Raja Musik Pop Michael Jackson digambarkan sebagai sosok unik yang bagaikan hidup di dunia lain.

Tindak-tanduk dan kehidupan pribadi Jacko yang penuh kontroversi menghiasi pemberitaan dari masa ke masa, mulai operasi plastik yang membawa wajahnya makin menjauhi wajah aslinya, rumah miliknya yang penuh fantasi "Neverland", hingga tuduhan pelecehan seksual yang disanggahnya.

Namun pada upacara pemakamannya di depan publik di Staples Center, Los Angeles, California, pada Selasa (7/7) sore, Michael menjadi sosok yang lebih membumi, sederhana, dan inspiratif.

Pebasket NBA Magic Johnson yang menyebut upacara pemakaman itu sebagai perayaan kehidupan Michael Jackson, berterima kasih kepada Michael atas "tugas" yang dijalaninya sebagai manusia: tampil menghibur para penggemarnya, siang dan malam.

Ia mengatakan, selama karirnya di NBA, ia menjadi point guar yang lebih baik karena terinspirasi oleh Michael yang terus memberikan hal terbaik bagi karirnya sebagai tokoh penghibur.

Bagi Brooke Shields yang sejak kecil menjadi teman karib Michael Jackson, bintang pop itu merupakan sosok dengan berbagai aspek kepribadian yang sederhana: peduli terhadap orang lain, jujur, lucu.

"Dia sangat suka tertawa... kami dulu sering berkompetisi siapa yang bisa membuat kami tertawa lebih keras. Kalau sudah tertawa, Michael adalah orang yang memiliki tawa paling manis dan paling murni," kata Brooke.

Pengakuan Brooke itu membawa kesan berbeda dibandingkan dengan pemberitaan luas media yang kerap menggambarkannya sebagai sosok yang penuh kepalsuan.

Selain menutupi wajah aslinya dengan hasil operasi plastik besar-besaran, Michael Jackson juga dikenal sebagai ayah yang memilih untuk menutupi wajah ketiga anaknya dengan selubung kain jika mereka tampil di depan publik --dengan alasan melindungi anak-anak dari keganasan publikasi media.

Namun, selama upacara pemakaman di Staples Center, Selasa, ketiga anaknya --Paris, Prince Michael Jackson I, dan Prince Michael Jackson II (juga dikenal sebagai Blanket)-- hadir tanpa kain selubung yang menutupi wajah mereka.

Salah satu puteri Michael, Paris Michael Katherine Jackson, bahkan muncul tanpa menutupi perasaan terhadap ayahnya.

Usai beberapa anggota keluarga Michael menyampaikan kata-kata terakhir dari panggung Staples Center bagi saudara mereka yang akan segera dimakamkan, Paris menyatakan dirinya ingin menyampaikan sesuatu.

Tampak sedikit rikuh dan ragu-ragu, Paris mencoba berbicara di depan corong pengeras suara.

Karena suaranya yang keluar dari mulutnya tidak begitu jelas, sang bibi, Janet Jackson, membisikinya untuk berbicara lebih keras.

Akhirnya kata-kata Paris keluar lebih lantang di sela-sela isak tangis yang berusaha ditahannya.

"Sejak saya lahir, `daddy` telah menjadi ayah terbaik yang pernah terbayangkan," tutur Paris sambil mulai menangis.

"Saya hanya ingin mengatakan... Saya sangat sayang padamu," kata Paris, yang langsung dipeluk oleh Janet.

Menurut Kenny Ortega, direktur dan koreografer acara pemakaman Michael Jackson, tampilnya Paris untuk berbicara di acara tersebut merupakan hal di luar dugaan.

Ortega, yang diwawancarai oleh stasiun televisi CNN, mengatakan, bahkan pihaknya tidak tahu siapa saja dari keluarga Jackson yang akan menyampaikan pernyataan dalam acara penghormatan terakhir bagi Michael di Staples Center.

Pada kesempatan tersebut, hanya dua saudara laki-laki Michael yang tergabung dalam kelompok musik keluarga the Jackson Five, yaitu Jermaine dan Marlon Jackson, yang berbicara di panggung.

Michael meninggal 25 Juni dalam usia 50 tahun.

Sebelumnya, spekulasi bergulir soal di mana Michael akan dimakamkan.

Media-media di AS mengutip sumber mereka mengatakan, keluarga menginginkan Michael dikebumikan di Neverland --namun belum mengantongi ijin dari pihak berwenang setempat.

Kontroversi

Jermaine pada Selasa juga tampil menyanyikan lagu syahdu "Smile".

Lagu tersebut dituturkan Brooke Shields sebagai lagu favorit Michael dari film Charlie Chaplin yang, kata Brooke Shields, "Salah satu kalimatnya mengatakan `Tersenyumlah, walaupun hatimu sakit`".

Acara penghormatan terakhir bagi Michael Jackson juga diisi penampilan sejumlah bintang seperti Lionel Richie dan Stevie Wonder serta penyanyi tenar yang pada kesempatan itu membawakan lagu-lagu Michael Jackson, yaitu Mariah Carey ("I`ll Be There"), Jennifer Hudson ("Will You Be There"), Usher ("Gone Too Soon") dan John Mayer ("Human Nature").

Stadion Staples Center saat upacara penghormatan terakhir bagi Michael, Selasa, dipenuhi sekitar 20.000 orang, termasuk 17.500 penggemar yang beruntung mendapat tiket ke acara itu melalui mekanisme lotere.

Secara keseluruhan, mereka yang mendaftarkan diri dalam lotere tersebut berjumlah 1,6 juta orang. Namun hanya 8.750 orang yang masing-masing mendapat dua tiket untuk dapat menghadiri acara tersebut.

Stasiun-stasiun televisi yang meliput secara langsung acara penghormatan terakhir bagi Michael, mengutip berbagai sumber mereka yang sepakat mengatakan bahwa ungkapan-ungkapan para penampil yang disampaikan pada upacara penghormatan terakhir di Staples Center "benar-benar muncul dari hati".

John Mayer dalam program Larry King Live di CNN mengatakan apapun penilaian orang terhadap Michael Jackson, upacara di Staples Center merupakan simbol "menyerahkan Michael Jackson sebagai seorang manusia biasa".

Sementara itu, sadar akan banyak citra negatif yang dikenai berbagai pihak terhadap Michael, Marlon saat menyampaikan kata-kata terakhir untuk adiknya itu menyatakan harapan bahwa kepergian Michael akan berarti bahwa "gangguan-gangguan" yang menyudutkan dan menghakimi sang Raja Musik Pop itu akan berakhir.

"Mungkin sekarang mereka akan membiarkan dirimu tenang," tuturnya dengan nada terbata.

Namun harapan Marlon itu tampaknya akan sulit terwujud, setidaknya tidak dalam waktu dekat.

Masih banyak hal kontroversi yang belum terungkap, antara lain soal penyebab kematian Michael Jackson, utang-utang yang ditinggalkan Michael, serta hak pengasuhan ketiga anak yang selalu dilindunginya dari kejaran pers.

Isu-isu itu akan terus menjadi santapan panas media dan perdebatan panjang berbagai pihak --baik yang berkepentingan maupun tidak.

Setelah pemakamannya, bukan tidak mungkin sosok Michael Jackson kembali disorot sebagai manusia yang "tidak biasa", yang penuh kontroversi dan hidup di dunianya sendiri.(*)

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009