Moskow (ANTARA News)- Pasukan keamanan Rusia menewaskan 12 gerilyawan dalam insiden-insiden terpisah di wilayah Kaukasus Utara, sementara seorang polisi juga ditembak mati, kata kantor-kantor berita, Minggu.

Lima gerilyawan tewas di wilayah Dagestan Ahad pagi setelah para perwira badan keamanan FSB berusaha memeriksa mobil mereka di kota Khasyavurt, kata tiga kantor berita besar.

Para gerilyawan menembaki para perwira itu dengan senjata-senjata otomatis dan tewas dalam baku tembak berikutnya, kata seorang juru bicara FSB kepada kantor berita RIA Novosti.

"Sebagai akibat tembakan balasan semua lima orang di mobil itu tewas," kata juru bicara itu yang dikutip kantor berita tersebut. Ia menambahkan empat senapan Kalashnikov dan sejumlah besar amunisi ditemukan di mobil itu.

Dagestan adalah satu wilayah berpenduduk mayoritas Muslim yang bertetangga den Chechnya yang porak- poranda akibat perang dan kota Khsyavurt yang terletak dekat perbatasan Chechnya.

Tiga gerilyawan lainnya tewas dalam baku tembak Sabtu malam sampai Ahad pagi antara polisi dengan satu kelompok gerilyawan dalam sebuah mobil di ibukota Chechnya,Grozny, kata kantor berita RIA Novosti dan Interfax.

Tiga anggota kelompok bersenjata tewas dalam baku tembak itu," kata satu sumber polisi yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada AFP.

Empat gerilyawan tewas, Sabtu petang dalam satu bentrokan senjata dengan pasukan Departemen Dalam Negeri di satu hutan distrik Achkhoi-Martanov di Chechnya barat, kata Interfax mengutip satu sumber aparat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya.

Polisi itu tewas di Dagestan Sabtu ketika para penyerang tidak dikenal menembaki mobilnya dekat desa Kirovaul, kata RIA Novosti.

"Polisi itu tewas akibat luka-luka setelah dokter tiba," kata kantor berita itu mengutip pernyataan seorang aparat penegak hukum .

Serangan-serangan terhadap sasaran-sasaran pemerintah sering terjadi di Chechnya dan Dagestan, tempat pasukan keamanan Rusia berjuang untuk menumpas aksi perlawanan kelompok garis keras Islam.

Chechnya luluh- lantak akibat dua kali perang antara kelompok pro kemerdekaan dan pemerintah pusat Rusia setelah ambruknya Uni Sovyet tahun 1991, dan para gerilyawan terus beroperasi di sana walaupun operasi-operasi besar militer telah berakhir.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009