Moskow (ANTARA News) - Jumlah korban bom bunuh diri di stasiun kereta api Volgograd, Rusia, bertambah menjadi 16 orang dari sebelumnya empat belas korban.

Tim penyelidik mengatakan pelaku adalah seorang wanita yang meledakkan diri setelah dihentikan polisi yang sedang menjaga detektor logam di depan pintu masuk stasiun.

Rekaman yang berasal dari kamera pemantau dekat lokasi menunjukkan bola api raksasa berwarna oranye tampak di depan pintu masuk dan jendela dari bangunan tiga lantai itu

Asap tebal kemudian menyelimuti lokasi, sementara orang yang memadati stasiun berlarian di tengah hujan yang turun di jalanan.

Juru bicara Komite Penyelidik Rusia, Vladimir Markin, mengatakan petugas telah melakukan penyelidikan atas tindakan teror terbesar yang melanda Rusia dalam tiga tahun terakhir.

"Seorang wanita yang sedang menuju detektor logam melihat petugas dan meledakkan dirinya dengan bahan peledak karena khawatir ketahuan membawa bahan peledak," kata Markin dalam siaran televisi.

Dokter dan polisi mengonfirmasi 16 orang tewas dan 45 orang luka akibat ledakan bahan peledak yang setara dengan 10 kilogram TNT itu.

Laman lifenews.ru menayangkan gambar kepala dari pelaku yang terbaring di dekat puing-puing ledakan.

Website tersebut mengidentifikasi pelaku bernama Oksana Aslanova yang diketahui pernah menikah dengan dua pria milisi yang tewas terbunuh oleh tentara Rusia di Kaukasus Utara.

Pelaku pemboman bunuh diri di Rusia seringkali dijuluki "janda hitam" karena motifnya adalah membalas kematian anggota keluarganya.

Kota Volgograd yang dulunya bernama Stalingrad pada era Soviet, telah menjadi sasaran serangan bom sejak Oktober lalu, demikian AFP.

(P012/M014)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013