Jakarta,(ANTARA News) - Mabes TNI tidak akan menambah personel perbantuan (BKO) di Timika, Papua, menyusul insiden penembakan terhadap karyawan berkewarganegaraan Australia dan petugas keamanan PT Freeport Indonesia akhir pekan lalu.

Juru Bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen ketika dikonformasi ANTARA di Jakarta, Senin mengatakan, sejak pengamanan obyek vital nasional seperti PT Freeport Indonesia, diserahkan sepenuhnya kepada kepolisian, maka TNI hanya menyiagakan satu satuan kompi (SSK) personel BKO dari Kodam XVII/Cenderawasih.

"Itu sudah prosedur tetap yang kami jalankan selama ini. Dan hingga kini kami tetap akan menyiagakan personel BKO yang sudah ada dan tidak akan ada penambahan personel," ujar Sagom.

Dengan personel BKO yang sudah ada tersebut, tambah dia, TNI akan berkoordinasi dengan Polri untuk mengamankan seluruh area PT Freeport Indonesia, terutama pasca insiden penembakan pada Sabtu (11/7) dan Minggu (12/7).

Secara umum, lanjut dia, TNI dan Polri juga telah rutin menggelar patroli rutin bersama di seluruh Papua terutama yang dinilai rawan aktifitas kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Pada Sabtu (11/7) pagi, Drew Nicholas Grant (38), warga negara Australia. Ia bersama rekannya Lia Madandan, Maju Panjaitan, dan Lukan Jon Biggs dicegat sekelompok orang bersenjata yang menembak mobil mereka saat melintas di Mile 53, areal PT Freeport Indonesia.

Arah penembakan diduga berasal dari atas bukit. Saat itu Lukan yang mengendarai mobil perusahaan PT Freeport Indonesia bernomor LWB 01.2587. Pada pukul 05.20 WIT mereka dikejutkan penembakan yang mengakibatkan Drew tewas.

Kini, tiga penumpang lainnya, Lia Madandan, Maju Panjaitan serta Lukan Jon Biggs, masih dirawat di klinik Kuala Kencana.

Insiden kembali berlanjut pada Minggu (12/7) saat petugas keamanan PT Freeport dan kepolisian menyisir area perusahaan tambang itu. Terjadi tembakan yang melukai beberapa petugas keamanan dan mengakibatkan satu orang tewas.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009