Jayapura,(ANTARA News) - Berbagai spekulasi berkaitan dengan pelaku penembakan di areal PT Freeport Indonesia (PTFI), Tembagapura, Papua pada Sabtu (11/7),Minggu (12/7) dan Selasa (14/7) sebaiknya dihentikan hingga pihak yang berwenang menemukan bukti kuat untuk mengungkapkan kebenaran dari peristiwa tersebut.

"Semua pihak sebaiknya menahan diri dan jangan mengembangkan spekulasi tentang siapa pelaku penembakan maupun motifnya," kata Sekretaris Jendral (Sekjen) Presidium Dewan Papua (PDP), Thaha M. Alhamid,Jayapura, Rabu.

Selanjutnya dia juga menegaskan, agar tidak ada pihak yang dengan cepat memvonis bahwa pelaku penembakan tersebut adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Sejumlah peristiwa kekerasan yang selama ini terjadi di Papua, mulai dari pembunuhan di Wamena, penembakan kediaman Bupati Puncak Jaya dan Tingginambut beberapa waktu lalu belum dapat terungkap dengan jelas dan pasti.

"Oleh sebab itu, agar tidak tercipta suasana saling mencurigai satu sama lain yang berakibat pada terganggunya kenyamanan dan keamanan di tengah masyarakat luas, spekulasi dan penuduhan atas salah satu pihak tertentu sebaiknya tidak dilakukan," ujar Thaha.

Peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal di sekitar areal PT.Freeport Indonesia terjadi pada Sabtu (11/7) sekitar pukul 05.50 WIT di Mile 53.

Pada peristiwa tersebut penembakan dilakukan terhadap sebuah mobil yang dikemudikan Lukan Jon Biggs yang membawa tiga karyawan Freeport yaitu M.Panjaitan, Lia Madandan dan Drew Nicholas Grant.

Akibat dari peristiwa itu, Grant yang berkewarganegaraan Australia tertembak di bagian leher dan langsung meninggal.

Sementara itu, ke-esokannya, Minggu (12/7), sebuah tim yang terdiri dari Brimob dan Densus 88 diterjunkan untuk mengolah Tempat Kejadian Perkara (TKP) juga diserang kelompok tak dikenal dengan senjata api saat tiba di Mile 51 sekitar pukul 10.45 WIT.

Peristiwa ini memakan korban luka yaitu Iptu Adam Heri Gunawan yang terkena tembak di paha kiri dan AKP Anggun yang terkena serpihan pada jari tangan dan langsung dievakuasi ke RS Tembagapura.

Sekitar lima belas menit kemudian, di lokasi yang sama, mobil keamanan PT.FI yang mengangkut logistik ke Tembagapura kembali diserang hingga menewaskan seorang petugas keamanan perusahaan, Markus Rante Allo yang tertembak di bagian punggung. Sedangkan dua sopir lainnya terluka akibat tembakan yang mengenai paha kanan dan pipi.

Sementara, Bripda Marson yang mengawal mobil tersebut ditemukan tewas di jurang pada Senin (13/7) pukul 12.15 WIT di Mile 64.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009