Jakarta (ANTARA News) - Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) mencabut pembekuan sertifikat produk BlackBerry untuk tipe-tipe yang telah beredar di Indonesia.

"Kami sudah sepakat untuk mengizinkan perilis BlackBerry, Research in Motion (RIM), mendatangkan tipe-tipe BlackBerry yang sudah ada di Indonesia atau yang `existing`," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot Dewa Broto di Jakarta, Selasa.

Namun, pihaknya menegaskan tetap membekukan pengajuan sertifikat produk merek BlackBerry yang belum pernah beredar di tanah air.

Hal itu karena RIM sampai batas waktu yang ditentukan yakni 16 Juli 2009 tidak segera membuka kantor layanan di Indonesia. "Hasil pembicaraan kolegial dengan BRTI pagi tadi memutuskan dua hal yakni, untuk pengajuan sertifikat baru tetap dibekukan dan yang kedua produk existing tidak jadi dibekukan," katanya.

Jadi, kata Gatot, jika RIM akan mendatangkan BlackBerry tipe lama dengan sertifikat yang telah ada pihaknya mempersilakan.

Sebelumnya pihaknya membekukan seluruh sertifikat produk merek BlackBerry jika sampai tanggal 16 Juli 2009, RIM belum memutuskan untuk membuka layanan purnajual di Indonesia.

Namun, pada akhirnya pihaknya mencabut pembekuan sertifikat BlackBerry "existing" dengan tetap membekukan sertifikat baru.

Keputusan kompromis itu diambil mengingat pihaknya melihat sudah ada itikad baik dari RIM untuk merespon permintaan dari Depkominfo.

"Kami bukan plin-plan dengan keputusan itu tetapi hal ini kami putuskan setelah melihat ada kemauan baik dari RIM," katanya.

Pihaknya secara resmi telah menerima surat pemberitahuan dari RIM pada 11 Juli 2009 yang menyatakan perusahaan yang berbasis di Kanada itu akan membuka layanan purna jual di Indonesia pada 26 Agustus 2009.

"Tapi pagi Duta Besar Kanada menemui Dirjen Postel dan membicarakan persoalan ini," katanya.

RIM juga menyatakan baru akan membuka service center pada 26 Agustus 2009 karena perlu persiapan lebih lanjut termasuk melakukan training tenaga kerja dan persiapan lain.

Gatot menegaskan pihaknya menuntut RIM untuk membuka service center BlackBerry setara dalam kualitas dengan service center-nya di negara lain.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009