Jakarta (ANTARA News) - Gerakan penanaman nasional sebaiknya diarahkan untuk menanam pohon yang bisa diolah menjadi energi alternatif, seperti jarak pagar (Jatropha Curcas Linn), nyamplung dan kemiri.

"Penanaman pohon jenis itu selain ramah lingkungan karena mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah besar, juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengganti kayu bakar," kata Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup, Yanuardi Rasudin, pada aksi penanaman pohon bersama sebagai acara pembukaan Jambore Seni Pencak Silat di Taman Buah Mekar Sari, Bogor, Jabar, Jumat.

Yanuardi menambahkan, penting menanam tanaman yang mampu menghasilkan bioenergi karena ke depan Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi energi alternatif sebagai pengganti BBM.

"Kita memiliki bahan baku yang melimpah untuk membuat sumber energi alternatif yang berasal dari sumber daya alam terbarukan berupa tumbuh-tumbuhan," kata Yanuardi.

Selama ini, katanya, tumbuhan yang dinilai dapat menghasilkan sumber energi alternatif adalah kelapa sawit. Namun kelapa sawit tergolong tumbuhan pangan, sehingga harga kelapa sawit akan terpengaruh permintaan di sektor pangan.

Oleh karena itu, kata Yanuardi, bahan baku sumber energi alternatif sebaiknya berasal dari sektor nonpangan, misalnya jarak pagar dan nyamplung.

Menurut dia, tanaman jarak pagar akan menjadikan tanaman andalan sebagai penghasil sumber energi alternatif. "Sumber energi yang dihasilkan berupa biodiesel berguna untuk menggantikan fungsi solar pada mesin diesel," kata dia.

Menurut dia, pemerintah juga tengah mencanangkan program penggunaan minyak jarak pagar sebagai pengganti minyak solar secara nasional. Program ini dapat berhasil dengan baik jika ada kerja sama yang baik diantara pemerintah dan masyarakat.

Sementara itu, sesepuh pencak silat Indonesia Edy Nalapraya mengatakan, Jambore pencak silat yang akan dihadiri sebanyak 100 perguruan pencak silat dari berbagai daerah di Indonesia itu akan dimanfaatkan sebagai momentum untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menanam.

"Kami mengharapkan kesadaran itu bisa tumbuh dulu di lingkungan perguruan pencak silat dan bisa langsung disosialisasikan oleh para pendekar silat di daerah mereka masing-masing," kata Edy Nalapraya.

Dalam kegiatan itu, menurut dia, setiap perguruan pencak silat diwajibkan untuk membawa tanaman-tanaman yang masuk kategori langka dari daerah mereka masing-masing. "Tanaman langka itu akan ditanam di Mekarsari untuk dikembangkan," kata dia. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009