Jakarta, (ANTARA News) - Sejumlah artis dan ratusan masyarakat penggemar Mbah Surip terus berdatangan ke kediaman pelawak Srimulat Mamiek Prakoso di Jl Kerta Bhakti I RT.02/RW.04, Kampung Makassar, Kramat Jati, Jakarta Timur, tempat jenazah pelantun lagu "Tak Gendong" itu disemayamkan.

Sejumlah artis dan seniman seperti pelawak Doyok, Tarzan, penyanyi dangdut Mansyur S, serta seniman Slamet Jenggo, terlihat hadir melayat jenazah almarhum Mbah Surip yang selama ini tinggal di kediaman Mamiek Prakoso.

Para artis dan seniman itu ikut berbaur dengan masyarakat penggemar Mbah Surip yang terus berdatangan ke kediaman Mamiek. Mereka pada umumnya terkejut mendengar berita meninggalnya Mbah Surip karena wajah Mbah Surip belakangan ini kerap muncul di layar kaca dalam berbagai kesempatan.

Nama Mbah Surip yang terkenal dengan jargon "I Love You Full" itu kembali melambung dengan lagu hitnya "Tak Gendong" yang digemari seluruh lapisan masyarakat.

Mbah Surip meninggal dunia Selasa sekitar pukul 10:30 WIB dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Pusat Pendidikan dan Kesehatan (Pusdikkes) Angkatan Darat, Kramat Jati Jakarta, yang hanya berjarak sekitar satu kilo meter dari kediaman pelawak Srimulat Mamiek Prakoso, yang juga menjadi tempat tinggal Mbah Surip.

Sebelumnya, Mamiek Slamet dan pelawak Srimulat lainnya, Tarzan, membawa Mbah Surip ke RS Pusdikkes setelah Mbah Surip mengeluh tidak enak badan.

Menurut situs ensiklopedia bebas Wikipedia, Mbah Surip pernah mendapatkan penghargaan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori menyanyi terlama.

Ia pernah ikut membintangi beberapa film dan beberapa kali pula tampil di televisi. Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi. Mulai pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian bahkan lelaki yang memiliki gelar Doktorandus, Insinyur, dan MBA ini pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California.

Namun karena merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Ia pun bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.

Dalam perjalanan musiknya, Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan Barang Baru (2004). Lagu "Tak Gendong" itu sendiri konon diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat.

Mbah Surip yang berstatus duda itu meninggalkan empat anak dan empat cucu.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009