Kuwait (ANTARA News/AFP) - Produsen minyak Teluk akan mendorong agar produksi minyak tidak berubah pada pertemuan OPEC pekan ini, setelah kenaikan harga yang tajam dan akan mendesak kepatuhan lebih baik terhadap kuota produksi, kata analis.

Anggota utama OPEC Arab Saudi bersama dengan Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar -- senang dengan harga saat ini -- akan berusaha untuk mengurangi kelebihan produksi dengan mendesak kartel untuk memenuhi kuota produksi yang disepakati pada bulan Desember, kata mereka.

"Prioritas pertama mereka adalah untuk mempertahankan tingkat produksi. Setiap produsen bahagia di harga minyak saat ini. Mereka tidak pernah memperkirakan harga untuk rebound ke tingkat tinggi ini begitu cepat," kata analis minyak Kuwait Kamel al-harami kepada AFP.

Harga minyak, yang mencapai puncaknya di atas 147 dolar pada Juli tahun lalu sebelum jatuh menjadi 32 dolar pada bulan Desember, telah dua kali lipat sejak awal tahun 2009 dan menyentuh 75 dolar pekan lalu untuk pertama kalinya dalam 10 bulan.

Menteri Perminyakan Kuwait, Sheikh Ahmad Abdullah al-Sabah mengatakan pada bulan Agustus bahwa OPEC akan mempertahankan tingkat produksi karena harga yang memuaskan.

Dia juga berharap harga minyak akan tetap antara 70 dan 80 dolar per barel.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompakan 40 persen dari pasokan minyak dunia, dijadwalkan akan bertemu di Wina hari Rabu, ketika para menteri akan meninjau kembali batas atas produksi secara keseluruhan.

Tingkat target menegaskan kembali pada Mei pada 24,85 juta barel per hari termasuk produksi Irak, saat ini sekitar 2,5 juta barel per hari.

Pertemuan di Wina tidak diharapkan untuk meningkatkan kuota produksi karena akan melemahkan harga maupun untuk mengurangi alokasi serius karena hal ini akan menghambat pemulihan ekonomi global, para analis mengatakan.

"Sepertinya akan ada sedikit ruang untuk OPEC untuk meningkatkan produksi tanpa menekan harga, setidaknya selama pertengahan pertama tahun 2010," grup perbankan Saudi SAMBA mengatakan dalam laporan ekonomi Agustus.

Harami mengatakan bahwa jika OPEC memangkas produksi "itu akan sangat membahayakan pemulihan ekonomi dunia" yang kemudian akan menekan harga minyak.

"Pasar tampak terbelah antara fundamental lemah dan sentimen fluktuasi pada prospek untuk pemulihan global. Volatilitas lebih lanjut mungkin," kata SAMBA.

Menyusul penurunan harga minyak akhir tahun lalu dan awal tahun 2009, sebagian besar pengamat ekonomi memprediksi anggaran negara-negara Teluk untuk tahun ini akan masuk ke merah untuk pertama kalinya sejak tahun 2002.

Pemulihan berikutnya di pasar minyak berarti anggaran menuju surplus lain jika harga minyak tetap saja di atas 60 dolar AS per barel.

Tantangan utama lain OPEC, kepatuhan terhadap pengurangan produksi.

Menurut data terakhir ini telah menyusut menjadi sekitar 70 persen dari jauh di atas 80 persen beberapa bulan yang lalu.

Empat besar negara Teluk memompa minyak sekitar setengah dari produksi OPEC saat ini hanya di bawah 29 juta bpd termasuk Irak dan diyakini sesuai dengan kuota produksi mereka, kata ekonom Kuwait Hajjaj Bukhdur.

"Saya pikir negara-negara Teluk ingin melihat kepatuhan produksi dari semua anggota daripada beralih ke pengurangan produksi baru. Ini akan membantu mengurangi kelebihan dan menjaga harga pada 70 dolar," katanya kepada AFP.

Dia memperkirakan bahwa di seluruh dunia berlebih sekitar 2,5 juta barel per hari dari produsenOPEC dan non-OPEC .

SAMBA mengatakan bahwa perkiraan baru-baru ini menyatakan bahwa sesuai dengan persetujuan pengurangan 4,2 juta barel per hari pada bulan Desember, tergelincir menjadi hanya 72 persen pada bulan Juni, mencerminkan overproduksi terutama dari Iran, Angola dan Venezuela.

Harami mengatakan bahwa pemulihan ekonomi, nilai tukar mata uang AS, spekulasi dan fluktuasi dalam pasar saham utama dunia sangat mempengaruhi harga minyak.

Saudi Jadwa Investment, memperkirakan OPEC tidak akan mampu meningkatkan produkis sebelum tahun depan.

"2010 akan melihat pemulihan permintaan dan OPEC akan meningkatkan pasokan," kata Jadwa, proyeksi produksi Saudi rata-rata 8,4 juta bpd tahun depan, naik dari 8,1 juta barel per hari pada tahun 2009.

"Harga minyak akan tergantung pada ekonomi dunia. Saya percaya produksi OPEC dan harga minyak akan tetap pada tingkat saat ini hingga kuartal kedua tahun berikutnya, kecuali ada perkembangan yang luar biasa," kata Harami.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009