Kampala (ANTARA News) - Suara tembakan bergema di ibukota Uganda, Kampala, Jumat, dan paling tidak dua orang tewas sementara pasukan keamanan terlibat bentrokan dengan massa pada hari kedua rusuh tersebut.

Seorang wartawan Reuters melihat dua mayat pria muda dengan luka tembak, tetapi belum diketahui siapa yang menembak mereka. Paling tidak tiga orang tewas dalam bentrokan sehari sebelumnya, walaupun beberapa laporan menyebutkan jumlah korban tewas, Kamis, tujuh orang.

Gumpalan asap hitam dari ban-ban mobil yang dibakar membumbung di atas kota itu.

Salah seorang dari pria yang tewas itu berusia sekitar 20-an tahun dan ditembak di dadanya. Seorang lagi bocah laki-kali berusia belasan tahun yang ditembak di kepalanya dan ditutup dengan sebuah selendang. Ia dikelilingi oleh anggota keluarganya.

"Bocah ini tidak melakukan protes. Mereka menembaknya di sebuah toko," kata ibu anak itu kepada Reuters. Ia tidak menyebutkan namanya.

Seorang saksi mata lain mengatakan pemuda itu ditembak pasukan keamanan yang memasuki pinggiran kota itu dengan naik mobil lapis baja pengangkut pasukan.

Kerusuhan pekan ini dipicu oleh pertengkaran antara polisi dan seorang pejabat senior Buganda, salah satu dari empat kerajaan tua.

Para pengamat mengatakan perdana menteri Buganda, atau Katikiro, dilarang mengunjungi Kayunga, sebuah kota sebelah timur ibukota Kampala, tempat yang menurut penduduk lokal para anggota kelompok-kelompok etnik lain mengambil tanah pertanian utama yang menurut kerajaan itu adalah wilayahnya sesuai dengan sejarah.

Raja Buganda atau Kabaka, yang memegang peran kebudayaan dan seremonial, direncanakan berkunjung ke Kayunga, Sabtu, tindakan yang dapat memperburuk aksi kekerasan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009