Brisbane (ANTARA News) - Badai debu pekat yang menyelimuti kota metropolitan Sydney dan sekitarnya sejak Selasa malam hingga Rabu siang tidak mempengaruhi kegiatan pelayanan kantor Konsulat Jenderal RI Sydney.

Konsul Fungsi Kekonsuleran KJRI Sydney, Fahmi Jamaludin Malik, mengatakan, pihaknya tetap melayani warga Indonesia dan asing yang memerlukan kepengurusan kekonsuleran kendati badai debu merah itu dilaporkan sempat memengaruhi kegiatan penerbangan dan mengurangi jarak pandang.

"Badai debunya kini sudah tidak terlalu serius seperti pada (Selasa) malam hingga (Rabu) pagi tadi. Sejauh ini aktivis masyarakat di jalan-jalan tetap normal karena debu mulai menipis. Hanya saja matahari belum terlihat," katanya.

Kegiatan pelayanan publik di kantor KJRI Sydney tak terpengaruh badai debu ini. "Setelah dua hari tutup karena libur lebaran, hari ini kita mulai buka. Kita tidak ambil cuti bersama untuk memperlancar pelayanan kepada warga," kata Fahmi.

Sejauh ini, jumlah warga yang datang untuk mengurus perpanjangan paspor dan legalisasi dokumen masih mencapai 20-an orang, katanya.

Sementara itu, menurut laporan langsung Stasiun TV "Channel Seven", badai debu merah yang melanda Sydney dan sekitarnya itu mempengaruhi jarak pandang yang berdampak terhadap kegiatan penerbangan di Bandar Udara (Bandara) domestik dan internasional kota bisnis utama Australia itu.

Sejumlah penerbangan dari Bandara Sydney mengalami penundaan dan sebagian lagi dialihkan ke Bandara Brisbane namun ibukota negara bagian Queensland yang juga kota terbesar ketiga Australia itu pun Rabu siang tak luput dari serangan badai debu yang membuat langit berwarna oranye disertai hembusan angin kencang.

Pakar kesehatan setempat mengimbau warga masyarakat yang rentan terhadap penyakit saluran pernafasan agar tetap tinggal di rumah dan menutup jendela-jendela untuk menghindari masuknya debu ke dalam rumah. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009