Malang (ANTARA News) - Enam jenazah korban tabrakan maut antara Bus Jaya Utama dan Suzuki Carry di KM 47 jalur Pantura Tuban, Jumat (25/9) dini hari sekitar pukul 1.30 WIB dimakamkan berdampingan di tempat pemakaman umum (TPU) Mergosono Kota Malang.

Keenam jenazah satu keluarga yang menjadi korban tabrakan maut tersebut adalah Mashuri (45), istri Mashuri, Yuliati (43) serta keempat anaknya yakni Vita Anggraeni (19) siswa kelas X SMKN 2 Malang, Venni Infriyani (15), Abubakar (9) dan Nazwa Aned (7 bulan).

Sebelum dimakamkan, keenam jenazah warga Jalan Kolonel Sugiono Gang V/8, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang itu sempat disemayamkan sekitar tiga jam di rumah duka setelah tiba dari Tuban sekitar pukul 22.15 WIB (Kamis, 24/9) dan disalati di Masjid Al Falah.

Walaupun prosesi pemakaman keenam jenazah tersebut sudah usai, namun "hujan" tangis, bahkan tidak sedikit kerabat dekat almarhum dan almarhumah masih banyak yang menagis histeris meratapi kepergian keenam keluarganya.

"Saya tidak percaya kalau saudara dan keponakan-keponakan saya sudah dipanggil yang Maha Kuasa. Sebenarnya kami ikhlas, rela, namun kami masih tidak percaya, kenapa begitu cepat perginya," kata adik kandung almarhum Yuliati, Dwi Widuri sambil terisak-isak.

Dwi juga tidak menyangka, jika pesan kakak iparnya (Mashuri) yang menitipkan rumahnya kepada dirinya itu adalah pesan terakhir sekaligus isyarat."Biasanya kalau mau kemana-mana nginap itu, kakak hanya pesan satu kali saja, tapi kepergiannya untuk mudik Lebaran ke Jawa Tengah kemarin kok sampai beberapa kali," kata Dwi dengan terbata-bata menahan isak tangis.

Menurut dia, sudah menjadi tradisi keluarga kakaknya (Yuliati) setiap Lebaran pasti mudik ke Kudus ke rumah keluarga Mashuri setelah melaksanakan Sholat Id di Malang.

Sementara itu ibu Yuliati, Yateni, mengaku, dirinya sempat mendapatkan firasat dua hari sebelumnya (Selasa, 22/9)."Saya mimpi kalau Mashuri membangun rumah yang cukup besar di dekat rumahnya yang sekarang, saya juga menanyakan padanya,` wong sudah punya rumah kok masih mbangun rumah to le` lalu Mashuri menjawab `tidak apa-apa, rumah ini mau saya tinggal bersama keluarga`," katanya.

Selain mendapatkan firasat melalui mimpi, Yateni juga merasakan sesuatu yang berbeda.Pada Rabu (23/9) malam, Yateni mendengar suara cucu-cucunya yang memanggil namanya dan minta tolong."Suara itu datang dari kamar cucu saya, tapi setelah saya keluar suara itu hilang dan saya kembali ke kamar, suara itu muncul lagi," ungkapnya sambil sesenggukan.

Di samping mengutarakan firasatnya sebelum keluarga anaknya tewas dalam tabrakan itu, Yateni juga mengatakan, jika Sabtu (26/9) besok adik kandung Yuliati, Tri Sulistyowati melangsungkan pernikahannya dan semua persiapan sudah dilakukan.

"Kami belum tahu bagaimana kelanjutan pernikahan adiknya ini, mungkin ditunda dulu. Saya belum bisa berpikir jauh apalagi mengambil sikap, saya benar-benar shock dengan kematian anak saya, menantu saya dan cucu-cucu saya yang bersamaan ini," kata Yateni sambil menangis.

Tabrakan maut antara Suzuki Carry Nopol N 1882 AV dengan bus Jaya Utama Nopol L 8985 NU di dekat gapura perbatasan Jatim-Jateng di Dusun ngomben, Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Tuban, Kamis (24/9) sekitar pukul10.45 WIB itu menewaskan tujuh orang dan enam orang di antaranya satu keluarga.

Korban tewas adalah Mashuri (45),Yuliati (43), Vita Anggraeni (20), Veny Indriyanti (15), Abu Bakar (9), Nazwa Aned (7 bulan) dan Paiman (45), kenek bus. Sedangkan korban yang mengalami luka-luka adalah Cholik (38), Rotun (25) dan Intan Nurcahyati (4). (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009