New York (ANTARA News/AFP) - Dolar diperdagangkan sebagian besar lebih tinggi pada Selasa waktu setempat, setelah laporan kepercayaan konsumen AS yang mengecewakan mendorong investor untuk menilai kembali prospek ekonomi dan mencari tempat aman pada greenback.

Euro menukik menjadi 1,4581 dolar terhadap 1,4612 dolar akhir Senin di New York.

Sementara itu dolar meningkat menjadi 90,10 yen dari 89,58 yen pada Senin.

Pasar bereaksi terhadap indeks kepercayaan konsumen dari Conference Board yang menyusut pada September menjadi 53,1 dari 54,5 pada Agustus.

Angka itu lebih lemah daripada yang diperkirakan 57,0 di Wall Street dan memberikan kesan agar konsumen waspada tentang pasar kerja dan harus berhati-hati dalam melanjutkan pengeluaran, yang merupakan kunci untuk pemulihan ekonomi.

"Laporan menimbulkan kekhawatiran tentang kekuatan dari pemulihan AS dan memicu permintaan `safe haven` dolar," kata Michael Malpede di Easy Forex.

Euro menderita oleh laporan penurunan harga impor di Jerman pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, penurunan mencerminkan melemahnya harga minyak.

Euro juga tidak dapat mengambil keuntungan dari indeks bisnis zona euro dan indeks keyakinan konsumen yang menguat pada September untuk keenam bulan beruntun tetapi lebih lambat.

Indikator sentimen ekonomi Komisi Eropa untuk 16 negara yang menggunakan euro naik menjadi 82,8 poin pada September dari 80,8 direvisi pada Agustus, terus memanjat jauh dari rekor rendah 64,6 poin pada Maret.

Tapi angka itu tetap di bawah rata-rata jangka panjang dan rekor kenaikan terkecil selama enam bulan.

Sementara itu indikator iklim bisnis lain di zona euro juga meningkat pada September, meskipun tidak sejelas bulan sebelumnya.

Yen mundur dari delapan bulan titik tertinggi terhadap dolar AS setelah Tokyo melepaskan tembakan peringatan kepada pedagang atas mata uang Jepang yang menggelora, kata para dealer.

Dolar rebound setelah Menteri Keuangan Jepang Hirohisa Fujii mengatakan kenaikan yen baru-baru ini adalah "agak terlalu cepat" dan Tokyo tidak mengesampingkan langkah ke pasar untuk menjual mata uang "dalam situasi yang tidak normal."

Meskipun intervensi oleh otoritas Jepang masih tampak tidak mungkin, pedagang menggunakan pernyataan Fujii sebagai petunjuk untuk mengambil beberapa keuntungan, kata Yuji Saito, Kepala forex di Societe Generale di Tokyo.

Fujii mengatakan pada beberapa kesempatan sejak mengambil jabatannya awal bulan yang pada prinsipnya ia menentang tindakan untuk mengekang kekuatan yen, yang menyakiti pendapatan eksportir Jepang.

Pada Senin, ia mengatakan kecenderungan dolar untuk menurun baru-baru ini adalah "tidak normal" dan itu akan menjadi "kesalahan" untuk secara artifisial melemahkan yen untuk membela eksportir.

Tetapi ia kemudian mengatakan sambutannya telah disalahartikan sebagai dukungan untuk yen yang kuat.

Jepang telah tidak campur tangan dalam pasar valuta asing sejak Maret 2004, memungkinkan yen untuk menemukan tingkat sendiri terhadap dolar.

Fujii "tampaknya mengayuh kembali beberapa komentar baru-baru ini tidak campur tangan di pasar forex dan membiarkan yen untuk menghargai," analis Barclays Capital menulis dalam sebuah catatan kepada kliennya

Michael Woolfolk dari Bank of New York Mellon mengatakan para investor tampaknya menunggu lebih banyak data ekonomi, termasuk laporan pengangguran AS dan gaji pada Jumat, salah satu indikator terbaik momentum ekonomi.

"Sementara dolar tampaknya mulai unjuk rasa segar minggu ini, penafsiran yang lebih baik adalah pemain yang mengambil keuntungan pada posisi spekulatif pendek dolar dan mengkuadratkan di depan data utama yang rilis minggu ini," katanya.

"Setelah mengukir puncak kisaran perdagangan baru euro-dolar baru-baru ini di 1,4845, pasar kini tampak menentukan bagian bawah kisaran."

Pada akhir perdagangan New York, dolar berdiri pada 1,0362 franc Swiss dari 1,0327 pada Senin. Pound berada pada 1,5956 dolar setelah 1,5878. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009