Jakarta (ANTARA) -- GBG, perusahaan penyedia solusi manajemen fraud dan compliance global, mengumumkan kerjasamanya dengan CredoLab, pengembang solusi penilaian digital perbankan asal Singapura, untuk memperkuat solusi teknologi fraud digital GBG, GBG Instinct, dengan fitur penilaian perilaku nasabah guna mencegah penipuan kredit.
 
Managing Director GBG APAC June Lee, kerjasama ini didorong oleh masih banyaknya pinjaman online (pinjol) yang bermasalah, tingkat persetujuan pinjaman yang rendah, dan kasus penipuan kredit.

"Kemitraan ini akan membantu bank konvensional dan bank digital untuk melacak jejak digital ponsel dalam memproses aplikasi perbankan dan kredit yang diajukan konsumen, terutama menyediakan akses keuangan bagi para konsumen di Indonesia yang selama ini belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked)," ujar June. 

Di Indonesia, 92 juta atau lebih 50 persen dari 181 juta orang Indonesia yang memenuhi syarat untuk mengakses layanan bank masih belum atau tidak memiliki akses ke produk keuangan karena kurangnya catatan atau riwayat bank. Hal ini tidak hanya terbatas pada individu, jutaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menghadapi kesulitan yang serupa.

June melanjutkan, dengan GBG Instinct, bank, lembaga pemberi pinjaman dan dompet elektronik dapat memanfaatkan data yang ada di layanan cloud CredoLab.
"Hasil dari kemitraan ini akan meningkatkan kemampuan prediksi Kartu Skor Risiko hingga 39,9 persen, penurunan biaya risiko hingga 21,9 persen, dan peningkatan tingkat persetujuan kredit hingga 32 persen," paparnya.

Sementara itu, CEO dan Co-Founder CredoLab Peter Barcak menambahkan, penilaian risiko perilaku CredoLab akan memperkecil kemungkinan dan potensi calon nasabah nakal yang cenderung tidak memiliki minat untuk membayar cicilan kredit.

"Bank dan pemberi pinjaman selalu bergulat dengan pertanyaan “apakah nasabah mampu membayar?” dan “akankah nasabah mau membayar?”. Solusi GBG akan menunjukkan perilaku mencurigakan dari calon nasabah yang “tidak dapat atau tidak mampu membayar”, tuturnya.

Kemitraan ini akan memungkinkan semua bank di Indonesia baik konvensional dan digital serta pemberi pinjaman digital untuk dapat mengakses populasi masyarakat yang belum tersentuh layanan bank dan kredit, memberi persetujuan pada calon nasabah berkualitas dengan data yang diperlukan untuk mempercepat orientasi, mendeteksi fraud, dan mengurangi biaya operasional.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020