Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bank Mutiara Maryono mengatakan perubahan nama Bank Century menjadi Bank Mutiara tidak akan melepaskan tanggung jawab manajemen dan pemegang saham kepada pihak manapun.

"Berubah nama menjadi Bank Mutiara bukan untuk lepas tanggung jawab, tapi rebranding (perubahan nama) merupakan bagian integrasi dan strategis dari program restrukturisasi organisasi dalam hal stabilitas, pemulihan dan transformasi serta jalan keluar terbaik untuk mencanangkan reputasi baru," kata Maryono, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Menurut dia, perubahan yang dilakukan mencakup aspek, antara lain aspek identitas korporasi, strategi komunikasi, arahan dan pelaksanaan bisnis, budaya perusahaan, corporate personality, karakter bisnis, pendekatan pasar dan nasabah.

Walaupun berubah nama, lanjut Maryono, fokus bisnis perseroan tetap pada segmen ritel, treasury, government funding, usaha mikro kecil dan konsumer.

Optimis Laba Masih Tumbuh
Direktur Bank Mutiara Ahmad Jajarprana, dalam kesempatan yang sama, mengatakan bahwa walaupun terjadi kasus Bank Mutiara menargetkan pertumbuhan laba hingga akhir tahun ini senilai Rp30 miliar.

"Sampai September laba perseroan Rp237,3 miliar dari pendapatan bunga dan fee base income," kata Ahmad.

Dia juga menyebutkan bahwa struktur laba terbanyak dari "fee base income (pendapatan fee), terutama pendapatan bunga dari SUN (surat utang negara) dan SBI yang dimiliki perseroan Rp2,5 triliun. "Mayoritas laba disumbang dari fee base income," kata Ahmad.

Total aset Bank Mutiara saat ini senilai Rp7,042 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp5,16 triliun dan NPL (rasio kredit bermasalah 6,8 persen. "Akhir tahun NPL di bawah 5 persen," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009