Jakarta (ANTARA News) - Orang Indonesia terancam tidak bisa menonton pesta olahraga Asia Tenggara SEA Games XXV yang akan diselenggarakan di Laos pada 8-18 Desember 2009, karena hak siar untuk meliput perhelatan itu dinilai terlalu mahal oleh stasiun televisi nasional.

Panitia penyelenggara SEAG XXV memasang tarif 300.000 dolar AS (sekitar Rp3 miliar), padahal pada penyelenggaraan SEA Games sebelumnya hak siar tak pernah diberlakukan oleh tuan rumah.

"Jika perhelatan olahraga setingkat SEA Games diberlakukan sistem hak siar, maka ini merupakan  kemunduran, apalagi jika maksud diselenggarakannya event ini mempunyai missi untuk persahabatan diantara negara ASEAN," kata Manajer Siaran Olahraga TVRI Aldy Irfan di Jakarta, Minggu.

Sebagai perbandingan, Asian Games 2010 Guangzhou, China, saja menetapkan hak siar hanya 55.000 dolar AS.

"Melihat perbandingan itu sangat tidak masuk akal, apalagi bila dibandingkan penyelenggaraan SEA Games sebelumnya Hak Siar tak pernah diberlakukan oleh tuan rumah," tambah Aldy.

Pada SEA Games XXIII di Manila 2005, panitia tidak memberlakukan sistem Hak Siar dan hanya memperkenankan stasiun tv untuk menyewa booth (tempat) di International Broadcaster Centre (IBC).  Hal berlaku pada SEA Games XXIV 2007 di Nakon Ratchasima, Thailand.

Harga Hak Siar 300.000 dolar AS itu ternyata belum termasuk biaya penggunaan fasilitas di IBC sehingga jika dijumlahkan akan mencapai 1.000.000 dolar AS.

Fasilitas lainnya yang tersedia selain biaya Hak Siar adalah sewa broadband internet 150.000 dolar, sewa satelit 150.000 dolar dan fasiltas lain.

Aldy Irfan mengatakan, pihaknya sudah bernegosiasi demham Broadcast Stasiun TV Pemerintah, peserta SEA Games di Laos 17-18 Oktober 2009, namun panitia tetap pada pendirian semula akan memberlakukan sistem Hak Siar bagi peliputan langsung.

"Kalau setingkat Asian Games dan Olimpiade sangat wajar diberlakukan Hak Siar karena untuk menjadi tuan rumahnya pun prosesnya tidak mudah," ujarnya.

Aldy menambahkan, jika panitia tetap memberlakukan hak siar, maka hampir dipastikan tak akan ada Stasiun TV dari Indonesia yang akan meliput SEA Games Laos.

"Kalau seperti ini berat bagi kami dan stasiun televisi swasta lainnya untuk dapat meliput SEA Games karena tanpa Hak Siar sulit untuk beraktifitas melakukan peliputan di sana," ujarnya.

Waka Biro Media Humas KONI, Firmansyah Gindo sangat memahami kendala yang dialami stasiun televisi nasional mengenai tingginya harga hak siar itu.

"Mudah mudah ada solusi terbaik di tengah kesulitan seperti ini sehingga masyarakatpun bisa menyaksikan duta-duta bangsa berjuang di arena SEA Games Laos," ujar Firmansyah. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009