Jakarta, (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indoensia periode 2003-2006, Kenly Poluan, di Jakarta, Senin, mengingatkan para elite agar jangan bersikap `paranoid` berlebihan dalam merespons aksi damai pada Hari Anti Korupsi, 9 Desember 2009.

Hal senada juga dinyatakan mantan Ketua Umum DPP Presidium Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) periode 2004-2008, Emmanuel Tular, dan mantan Sekjen Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) 2003-2007, Donny Lumingas.

"Justru sikap ketakutan dan kekhawatiran berlebihan ini bisa membuat ketersinggungan bagi massa aksi yang datang membawa beban moral rakyat yang muak serta jijik terhadap tindak korupsi yang kurang mendapat penanganan serius para penegak hukum," ujar Donny Lumingas.

Kesan `paranoid` (ketakutan dan kekhawatiran) berlebihan ini, demikian Emmanuel Tular, bisa berimbas pada adanya penerapan keamanan yang superketat dan berpotensi mengganggu jalannya aksi damai itu.

"Mestinya, jika ada rakyat yang datang dengan spontan, tulus serta penuh kasih untuk menyatakan dukungan kepada pimpinannya atau pemerintahnya dalam memberantas suatu kejahatan, dalam hal ini korupsi, maka Pemerintah itu seharusnya mendukung dan bangga, bukan sebaliknya `paranoid` alias `parno` begitu," tandas Kenly Poluan.

Karena itu, ia dkk mantan pimpinan organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Kelompok Cipayung (GMNI, HMI, PMII, GMKI dan PMKRI) bersama-sama berbagai elemen mahasiswa maupun rakyat lainnya, siap melakukan apa saja demi penegakkan keadilan serta kebenaran di republik ini.

"Jangan dikira `people power` itu bisa digilas oleh sikap-sikap yang arogan dan mengada-ada demi kekuasaan," kata Kenly Poluan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009