Sukabumi (ANTARA News) - Master naskah buku `Api Sejarah` jilid II karya penulis dan sejarawan nasional Profesor Ahmad Mansur Suryanegara (77) telah dicuri di Gedung Juang 45, Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu (9/12) lalu.

Informasi yang diperoleh ANTARA, Kamis, menyebutkan, hilangnya naskah yang mengungkap keaslian tabir sejarah perjalanan bangsa Indonesia dan jejak rekam dari sejumlah tokoh nasional serta histori aktivis Islam itu raib ketika PW Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Barat melakukan seminar nasional di Gedung Juang 45 pada Rabu (9/12) lalu.

Belum diketahui secara pasti motif di balik hilangnya naskah asli buku tersebut.

Salah seorang saksi, Abi Bakrie (24), mengatakan, peristiwa hilangnya buah karya pemikiran Ahmad Mansur Suryanegara itu terjadi saat sejumlah peserta mengeremuni Ahmad Mansur untuk meminta tanda tangan di atas buku api sejarah jilid I yang dibeli mereka.

Ia mengaku sempat mencurigai gerak-gerik seseorang yang ditengarai sebagai pelaku pencurian, dengan ciri-ciri memakai jaket hitam bahan kain, tingginya sekitar 167 cm, rambut agak keriting dan kulit sawo matang.

Buku Api Sejarah jilid II yang belum sempat dicetak dan dipublikasikan ke masyarakat tersebut, juga berisi bukti keaslian riwayat sejarah dan tokoh-tokoh pahlawan nasional sejak zaman periode Jepang hingga zaman kemerdekaan, yang selama ini disinyalir banyak dipolitisir untuk kepentingan pihak tertentu.

Ahmad Mansur menduga, kasus ini merupakan perbuatan pihak yang selama ini tidak setuju dengan kupasan isi buku yang meluruskan keaslian sejarah buku Api Sejarah jilid II tersebut.

"Meskipun belum diperbanyak, buku itu memang sengaja saya bawa dan tidak ada satu pun orang yang mengetahui isi naskah asli api sejarah jilid II sebagai lanjutan buku api sejarah jilid I," kata Ahmad.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Sukabumi, AKP I Gusti Ketut Warjana, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kehilangan naskah asli Api Sejarah tersebut pada Rabu (9/12) lalu.

"Saat ini kami tengah menyelidiki kasus ini. Kami pun telah memeriksa saksi-saksi, terutama panitia penyelenggara acara seminar tersebut," katanya, seraya membantah hilangnya buku sejarah tersebut karena ada unsur politis dari pihak tertentu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009